Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Hadiri Milad ke-47 MUI, Wapres Minta Aktifkan Kembali Forum Ukhuwah Islamiyah MUI

        Hadiri Milad ke-47 MUI, Wapres Minta Aktifkan Kembali Forum Ukhuwah Islamiyah MUI Kredit Foto: Humas Wapres
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Majelis Ulama Indonesia (MUI) berperan penting sebagai Shodiqul Hukumah (mitra pemerintah), Khidmatul Ummah (pelayan umat), dan Himayatul Ummah (pelindung umat). Dalam implementasinya, sebagai wadah organisasi umat muslim yang terdiri dari bermacam-macam organisasi masyarakat (ormas) Islam, MUI harus dapat menyatukan umat Islam untuk memajukan Indonesia, salah satunya dengan pengaktifan kembali Forum Ukhuwah Islamiyah.

        "Dalam beberapa rapat yang lalu, saya minta supaya ada Pusat Dakwah Islam yang dilakukan oleh MUI yang menghimpun seluruh da’i dari ormas-ormas maupun juga dari lembaga-lembaga menjadi satu kegiatan dakwah yang terkoordinasi dan terintegrasi supaya arahnya sama," ungkap Wakil Presiden (Wapres) K.H. Ma’ruf Amin ketika memberikan arahan pada Milad Majelis Ulama Indonesia (MUI) ke-47 Jakarta, Selasa, (26/07/2022).

        Baca Juga: Menjelang Tahun Politik 2024, Wapres Minta MUI dan Ormas Islam Jaga Keutuhan Bangsa dan Umat

        Kesamaan arah tersebut, menurut Wapres, harus dilakukan dengan penyamaan gerakan koordinasi antar-ormas Islam yang dilakukan oleh suatu lembaga yang dapat merepresentasikan semua ormas Islam tersebut, yaitu MUI. "Gerakan yang terkoordinasi sehingga semuanya berjalan bersama di bawah tenda besar, yaitu pimpinan MUI. MUI adalah menjadi Imamah Institusionaliyah, nah ini. Pemimpin secara kelembagaan," jelasnya.

        Dalam acara yang bertemakan "Merajut Kesatuan dan Kekuatan Umat Dalam Kebhinnekaan" tersebut, Wapres menekankan agar selalu memegang teguh prinsip-prinsip MUI supaya tercipta pemahaman yang sama sehingga umat Islam di Indonesia selalu bersatu.

        Lebih jauh, Wapres mengutip Imam Ibnu Athaillah mengenai perbedaan yang tidak perlu dikhawatirkan, justru yang perlu dikhawatirkan adalah dorongan hawa nafsu yang tidak terkendali. "Kita tidak boleh ada ego kelompok," tegasnya.

        "Fanatisme kelompok kesampingkan, itu baru kita bisa membangun ukhuwah dan kesatuan umat Islam dalam bingkai kesatuan NKRI," tuturnya melanjutkan.

        Wapres yang mewakili pemerintah pun sangat berharap bahwa partisipasi dan kemitraan MUI itu akan terus diberikan tidak hanya ketika pandemi, tetapi juga dalam rangka menjaga persatuan umat pada kondisi akan datang yang tidak terduga, salah satunya dalam momentum pemilihan umum presiden 2024.

        "Ketika kita menghadapi krisis seperti krisis-krisis pangan yang mungkin datang, yang madzmumah, kemudian almadhar almadzmumah bahaya yang tak diduga-duga, dan juga dalam rangka kita menjaga keutuhan umat, keutuhan bangsa dalam rangka menjaga pemilu pilpres yang akan datang," harapnya.

        Baca Juga: Masuki Usia ke-47, MUI Harus Tingkatkan Kinerja dan Berbuat Lebih Baik

        Sebelumnya, Ketua MUI Pusat selaku Ketua Panitia Milad ke-47 MUI, Muhammad Cholil Nafis menyampaikan bahwa saat ini kondisi di Indonesia akan memasuki tahapan politik sehingga penting untuk membangun kesatuan dan kekuatan guna membangun Indonesia yang sejahtera di masa mendatang. Oleh karena itu, dalam kesempatan milad kali ini, MUI telah menyelenggarakan kegiatan-kegiatan yang bertujuan untuk menyusun persepsi yang sama tentang dakwah di Indonesia.

        "Mudah-mudahan acara ini menjadi titik awal pascapandemi dan kita bisa membangun persatuan dan mari kita merawat di masa yang akan datang. Karena kalau ternyata proses politik, proses transisi nanti tidak dilakukan dengan baik itu akan menjadi malapetaka, itu akan mundur pada 50 tahun ke belakang. Namun, kalau kita bisa melakukannya, di situlah umat Islam membangun peradaban di Indonesia," harapnya.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Ayu Rachmaningtyas Tuti Dewanto
        Editor: Puri Mei Setyaningrum

        Bagikan Artikel: