Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Kemenparekraf Berupaya Tingkatkan Partisipasi Publik dalam Presidensi G20 Indonesia

        Kemenparekraf Berupaya Tingkatkan Partisipasi Publik dalam Presidensi G20 Indonesia Kredit Foto: Kemenparekraf
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) menyelenggarakan seminar nasional dalam rangka sosialisasi isu-isu yang diangkat dan dibahas dalam Kelompok Kerja Pariwisata (Tourism Working Group) G20 kepada publik terkait pariwisata dan ekonomi kreatif.

        Seminar Nasional yang digelar Kemenparekraf/Baparekraf tersebut bertajuk Advancing Tourism Recovery and Concrete Deliverables Through MSMEs and People Centered Development with the 5 Lines of Actions.

        Baca Juga: Kemenparekraf Ajak Investor Berinvestasi di 5 DSP dan 8 KEK Pariwisata, Ini Potensinya

        Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno mengatakan, melalui kegiatan ini diharapkan kesadaran publik terhadap Presidensi G20 Indonesia khususnya di kelompok kerja pariwisata makin meningkat dan akhirnya partisipasi publik terhadap G20 juga makin tinggi.

        "Seminar ini diharapkan dapat meningkatkan kesadaran dan partisipasi publik secara luas khususnya pentahelix pariwisata dan ekonomi kreatif mengenai isu-isu yang diangkat dan dibahas dalam Kelompok Kerja Pariwisata G20; serta memperoleh masukan cross cutting issues pada Working Group dan Engagement Group G20 terkait isu strategis sesuai dengan kondisi terkini dan ke depan dalam pengembangan kepariwisataan," kata Sandi dalam keterangan tertulisnya, Jumat (29/7/2022).

        Sandiaga mengatakan, keketuaan Indonesia di G20 tahun ini harus menjadi momentum yang sebaiknya dimanfaatkan secara maksimal untuk terus mendorong kebangkitan sektor pariwisata sehingga dapat mendukung kebangkitan ekonomi dan terbukanya lapangan kerja. Selain itu, juga mempertajam kerangka kerja yang implementatif secara terukur melalui partisipasi publik terhadap G20.

        "Saat ini kita semua terus bergotong-royong untuk mendorong pemulihan dari krisis akibat pandemi. Untuk mencapai pemulihan tersebut, pariwisata menjadi salah satu pilar yang memiliki peranan sangat penting. Keketuaan Indonesia di G20 tahun ini menjadi momentum yang perlu kita manfaatkan untuk terus mendorong kebangkitan sektor pariwisata," kata Menparekraf.

        Melalui Presidensi G20 tahun ini, Indonesia berkomitmen untuk terus menggalang kolaborasi dengan negara-negara anggota G20 untuk mewujudkan pariwisata yang lebih inklusif dan tangguh melalui penyusunan panduan strategis Bali Guidelines on Strengthening Communities and MSMEs as Tourism Transformation Agents–A People Centered Recovery.

        Panduan tersebut berpedoman pada lima pilar utama, yaitu sumber daya manusia; inovasi, digitalisasi dan ekonomi kreatif; pemberdayaan perempuan dan pemuda; aksi di bidang perubahan iklim, konservasi, keanekaragaman hayati dan ekonomi sirkular; juga kebijakan, tata kelola, dan kerangka investasi.

        Sandiaga berharap dalam pelaksanaan seminar ini pembicara dan praktisi dapat memberikan sumbangsih pemikiran untuk memperkaya proses penyusunan Bali Guidelines dan mengharapkan dukungan serta keterlibatan semua pihak termasuk para pemangku kepentingan untuk berkomitmen, bersinergi, dan berperan aktif dalam pemulihan ekonomi Indonesia.

        Sekretaris Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Sesmenparekraf) Ni Wayan Giri Adnyani mengatakan, seminar nasional ini makin mampu meningkatkan semangat kebangkitan dan optimisme dalam rangka menyambut rangkaian penyelenggaraan The 2nd Tourism Working Group Meeting G20, Tourism Ministerial Meeting G20, dan perayaan World Tourism Day pada September 2022.

        "Pemulihan pariwisata ini ditujukan tidak hanya terbatas bagi negara-negara anggota G20, tetapi juga untuk seluruh dunia," ujar Ni Wayan Giri Adnyani.

        Baca Juga: Menparekraf Optimalkan Papan LED Gedung Sapta Pesona Promosikan Pariwisata

        Saat ini, kata Giri, Kemenparekraf sedang menunggu feedback dari negara anggota dan undangan terhadap Bali Guideline. Nantinya, saran dan rekomendasi dari semua delegasi akan dipertimbangkan dalam proses penyempurnaan Bali Guideline.

        "Pembahasan pada Tourism Working Group kedua nanti adalah finalisasi G20 Bali Guidelines dan penyusunan komunike antara Menteri Pariwisata di Bali yang akan diadopsi pada Tourism Ministerial Meeting G20 pada 26 September 2022," kata Giri.

        Sementara Plt. Deputi Sumber Daya dan Kelembagaan Kemenparekraf yang juga Staf Ahli Menparekraf bidang Pengembangan Berkelanjutan dan Konservasi Frans Teguh menyampaikan, saat ini pihaknya sedang mengembangkan draf pertama dari Komunike Menteri yang akan didistribusikan menjelang pertemuan Tourism Working Group kedua di Bali.

        "Dokumen ini akan menjadi hasil yang ingin kami bahas dan dukung dalam Tourism Working Group kedua nanti. Pada tingkat nasional, kami telah melakukan serangkaian webinar untuk memperkaya perspektif kami tentang diskusi di pertemuan Tourism Working Group yang pertama dan kami berencana untuk melakukan lebih banyak webinar lainnya bahkan dengan organisasi internasional, sebelum pertemuan Tourism Working Group kedua termasuk yang saat ini sedang dilaksanakan," ujar Frans Teguh.

        Seminar itu menghadirkan lima orang narasumber: Wakil Ketua Bali Tourism Board I Nyoman Astama; Co-Founder Traveloka, Albert; Policy Analyst/Lead Economist UN Women, Poppy Ismalina; CEO Jejak.in, Arfan Arlanda; serta Founder Foreign Policy Community of Indonesia, Dino Patti Djalal.

        Kelima narasumber membawakan topik yang kaitannya dengan 5 pilar aksi dalam Bali Guideline dengan berbagi pandangan dan pengalaman serta praktik terbaik yang mereka lakukan dalam usaha memulihkan perekonomian melalui sektor parekraf. Mulai dari pemberdayaan perempuan, inovasi digital, peningkatan SDM, climate action, dan kebijakan dalam kerangka kerja sama multilateral.

        Para narasumber sepakat bahwa inovasi digital menjadi salah satu solusi terbaik dalam upaya mendukung capaian pemulihan ekonomi di sektor parekraf. "Digitalisasi merupakan solusi bagi para perempuan agar dapat beraktivitas sambil melakukan kegiatan domestiknya. Perlu adanya pelatihan dan capacity building yang meningkatkan kemampuan perempuan dalam menggunakan teknologi,"  kata Policy Analyst/Lead Economist UN Women, Poppy Ismalina.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Ayu Rachmaningtyas Tuti Dewanto
        Editor: Puri Mei Setyaningrum

        Bagikan Artikel: