Pemerintah Sogok Dompet Rakyat dengan Rp71 Juta Bagi Rakyat Rusia yang Mau Berperang
Kredit Foto: Reuters/Alexander Ermochenko
Dengan 'operasi militer khusus' yang dideklarasikan Presiden Vladimir Putin, Rusia tengah membenduk batalion relawan di seluruh penjuru negeri. Nantinya, para relawan akan diterjunkan ke medan perang di Ukraina.
Seruan telah digencarkan dari Murmansk di Lingkaran Arktik hingga Perm di Ural dan Primorsky di Timur Jauh Rusia untuk 'menagih' patriotisme dan 'menyogok' dompet rakyat Rusia. Pengalaman militer yang relevan pun tak diperlukan, sebagaimana dilaporkan CNN.
Baca Juga: Kebijakan Satu China Dilirik Rusia: Posisi Tidak Berubah...
Para analis memperkirakan lebih dari 30 ribu relawan dimobilisasi untuk melengkapi barisan Rusia yang terkuras oleh pertempuran selama 5 bulan. Seperempat hingga sepertiganya dikerahkan untuk memenangkan wilayah Donbas timur. Di sanalah mayoritas relawan kemungkinan akan dikirim.
Menurut Kepala Dinas Intelijen Rahasia Inggris 'MI6' Richard Moore pekan lalu, Rusia akan semakin sulit memasok sumber daya manusia dan barang-barang selama beberapa pekan ke depan.
Putin sendiri sejak lama membantah gagasan mobilisasi umum di Rusia. Seruan musim semi ini serupa dengan yang dilakukan pada 2021.
Jadi, batalion tersebut adalah salah satu cara untuk menambah tenaga militer Rusia tanpa langkah drastis seperti mobilisasi umum. Mereka juga tampaknya berfokus pada daerah miskin dan terpencil dengan iming-iming uang instan.
Dampak batalion ini pun mengundang pertanyaan umum. Unit relawan Chechnya, misalnya, telah berperan besar dalam agresi Donbas, terutama di Mariupol. Namun, mereka relatif dipersenjatai dengan baik dan berpengalaman militer yang luas. Sementara itu, batalion di tempat lain tak jelas.
"Sebagian batalion akan dikerahkan 'eksklusif' sebagian pasukan pendukung tempur dan pendukung operasional (seperti batalion logistik atau sinyal), sedangkan yang lain akan memperkuat unit militer yang sudah ada sebelumnya atau membentuk batalion tempur. Namun, pelatihan jangka pendek mustahil mengubah relawan tanpa pengalaman sebelumnya menjadi tentara yang andal di unit mana pun," terang Kateryna Stepanenko, peneliti Rusia di Institut Kajian Perang di Washington.
Menurut Stepanenko, prosesnya sedang digencarkan dari Moskow.
"Kremlin dilaporkan memerintahkan seluruh 85 subjek federal Rusia (wilayah Federasi Rusia ditambah daerah pendudukan Krimea dan Sevastopol) untuk merekrut batalion relawan guna menghindari menyatakan mobilisasi sebagian atau total di Rusia," tambahnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Muhammad Syahrianto
Tag Terkait: