Kapolri Copot Ferdy Sambo, Ada yang Berharap Jangan Sampai Seperti Kisah Nabi Yunus
Pakar hukum Refly Harun memuji langkah Kapolri Listyo Sigit Prabowo yang mencopot posisi Irjen Pol Ferdy Sambo sebagai Kadiv Propam Polri.
Meski memuji, tapi Refly masih menantikan ketegasan-ketegasan yang lain dari Listyo sampai nanti kasus tewasnya Brigadir J di rumah dinas Ferdy Sambo itu bisa tuntas secara transparan dan adil.
"Ini patut diapresiasi langkah Listyo Sigit," kata Refly Harun di akun Youtube-nya.
Refly berharap jangan sampai Kapolri mencopot posisi Ferdy Sambo hanya sebagai langkah menyelamatkan 'kapal yang mau karam'. Dia menganalogikan sebagai politik buang sekoci.
Ia tak mau pencopotan Ferdy Sambo hanya didasarkan untuk menyelamatkan jabatan pribadinya saja, sebab sudah jadi pemahaman umum, bahwa kasus polisi tembak polisi di rumah Ferdy Sambo telah menggerus kepercayaan Korps Bhayangkara sebagai institusi negara.
"Jangan sampai Listyo Sigit melakukan politik belah bambu, atau melakukan politik buang sekoci, ketika kapal mau tenggelam, agar tetap selamat, maka dibuanglah muatan-muatan yang kira-kira bisa dibuang," tambahnya.
Refly berharap pencopotan Ferdy Sambo dari jabatannya sebagai Kadiv Propam harus didasarkan kepada profesionalitas; karena pelanggaran etik dan profesi, bukan didasarkan untuk menyelamatkan jabatan Kapolri sendiri.
"Jangan sampai perhitungannya bukan karena melanggar etik dan profesi, jangan sampai yang dibuang itu memang harus dikorbankan, seperti kisah Nabi Yunus, ketika kapal dalam bahaya, maka nakhoda mengambil kebijakan untuk mengurangi muatan demi menjaga kestabilan kapal. Lalu dilakukan undian. Barang siapa namanya keluar, akan dilempar ke tengah laut," terangnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Ferry Hidayat