Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        PNM Raih Penghargaan MURI, Webinar dengan Peserta Perempuan Terbanyak

        PNM Raih Penghargaan MURI, Webinar dengan Peserta Perempuan Terbanyak Kredit Foto: PNM
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        PT Permodalan Nasional Madani (PNM Persero) melalui acara yang diselenggarakan oleh Pengembangan Kapasitas Usaha (PKU) meraih penghargaan Museum Rekor Indonesia (MURI) untuk  Webinar Sustainable Development Goals (SDG’s) tentang Pendidikan Berkualitas, Pekerjaan Layak, Dan Pertumbuhan Ekonomi dengan peserta perempuan terbanyak. Webinar ini dihadiri oleh 30 ribu nasabah Mekaar dari seluruh daerah di Indonesia.

        Penghargaan tersebut diterima oleh Direktur Operasional PT PNM, Sunar Basuki, dan diserahkan oleh Customer Relation Manager MURI, Andre Purwandono, di Kantor Pusat PNM, di Gedung Menara Taspen, Jakarta Pusat, Senin (8/8). Sunar Basuki mengatakan, pencapaian ini tidak terlepas dari peran seluruh ibu, khususnya para nasabah Mekaar di seluruh Tanah Air.

        Baca Juga: Ikut Bangkitkan Sektor UMKM, Erick Thohir Berikan Jempolnya Buat Ibu Preneur PNM Mekaar

        "Kami dari PNM memberikan tiga modal: finansial, intelektual, dan sosial. Modal finansial merupakan program modal usaha tanpa jaminan pinjaman dan bersifat kelompok serta mempunyai sistem tertanggung. Modal intelektual merupakan program PKU melalui pelatihan yang diberikan kepada nasabah untuk bisa upgrade dan berkembang sehingga bisa naik kelas dan mandiri," ujarnya.

        Selanjutnya, jelas Andre, modal sosial merupakan program pelatihan kepada nasabah agar dapat berinteraksi dan melakukan pertukaran bisnis ekonomi dalam satu ekosistem dengan tujuan mendorong para nasabah agar mampu memberdayakan masyarakat di sekitar mereka.

        Sunar mengatakan, ada 10 ribu pelatihan dan pertemuan yang akan digelar tahun ini. Pelatihan tersebut menyasar hampir 13 juta peserta program Mekaar dari 120 juta nasabah yang ditargetkan hingga tahun 2024.

        Menuju Kualitas Hidup yang Lebih Baik

        Sebelumnya, acara pemberian penghargaan MURI tersebut diawali dengan webinar bertema "Pendidikan Berkualitas, Pekerjaan Layak, Dan Pertumbuhan Ekonomi". Acara ini diikuti oleh Menteri BUMN, Erick Thohir, yang memberi kata pembukaan, dan Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, I Gusti Ayu Bintang Darmawati, yang memberi kata penutup, serta para pembicara yaitu Anggota Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Friderica Widyasari Dewi dan Jurnalis, Pendiri Narasi, Penggiat Literasi, Najwa Shihab.

        Friderica membahas tentang pentingnya inklusi keuangan. Hal ini sangat penting, katanya, karena membantu ibu-ibu dalam menjalankan bisnis secara aman dan legal.

        "Kita ingin membantu ibu-ibu agar mereka bisa berbisnis dengan aman karena sering kita dengar banyak orang yang sering berurusan dengan para penagih utang yang ujungnya membuat ibu-ibu terjerat dalam utang yang banyak," ujarnya. 

        Dia mengungkakan, berdasarkan survei OJK, terdapat 38 persen untuk tingkat literasi, sedangkan untuk inklusi keuangan mencapai 76 persen. "Jadi ada gap antara keduanya. Itu berarti banyak orang yang sudah menggunakan jasa keuangan, tapi belum mengerti artinya dan apa saja penggunaannnya," ujarnya.

        Kondisi tersebut, katanya, sangat berbahaya karena bisa menimbulkan isu terkait layanan keuangan. "Karena itu, ibu-ibu harus mengerti dan mempunyai literasi terhadap produk keuangan," ujarnya.

        Pada akhir pembahasaannya, Friderica memberi tips sebelum menggunakan produk dan layanan keuangan. "Tipsnya harus memenuhi prinsip 2L, yaitu legal dan logis yaitu keuntungannya tidak wajar, menggunakan public figure, member get member, legalitas tidak jelas, dan klaim tanpa risiko," ujarnya.

        Sementara itu, Najwa Shihab memberi pemaparan terkait literasi membaca. Dia mengatakan, literasi membaca itu bukan sekadar kemampuan membaca. "Literasi membaca itu adalah kemampuan bernalar, berpikir, dan memanfaatkan apa yang kita baca untuk kehidupan kita yang lebih baik," ujarnya. 

        Dia mengatakan, literasi bukan potensi yang tidak bisa dikembangkan. Namun, saat ini, katanya, tantangan literasi membaca lebih besar karena banyaknya informasi di dunia digital.

        Baca Juga: Gandeng PNM, SMF Luncurkan Program Pembiayaan HOME Syariah

        Menurut Najwa, literasi membaca harus disertai dengan pertama, adanya kesadaran data (Data Awaraness); kedua, kemampuan menganalisa data dan membuat keputusan; dan ketiga, kemapuan untuk fokus (deep work).

        "Generasi milenial saat ini harus mengecek handphone-nya hampir 150 kali setiap hari. Hp tidak pernah lepas dari tangan. Ini yang harus kita waspadai," ujarnya.

        Terhadap pertanyaan seorang ibu dari Makassar yang menanyakan cara untuk meningkatkan minat dan fokus membaca dalam diri anaknya, Najwa memberi tips berikut ini. Pertama, orang tua harus juga rajin membaca karena contoh adalah guru yang terbaik.

        Kedua, jangan membatasi anak dalam membaca. "Jadi bebaskan anak membaca apa saja, dan itu bisa melatih anak dalam membaca," ujarnya.

        Ketiga, cari buku yang menjadi hobi sang anak. Misalnya anaknya hobi bermain bola, maka carilah buku tentang bermain bola.

        Keempat, baca itu harus dijadwalkan. Orang tua harus mengalokasikan waktu bagi anaknya untuk membaca dan dapat terus ditingkatkan. "Membaca adalah investasi yang paling murah, tapi keuntungannya sangat besar. Membaca itu akan menigkatkan kualitas kehidupan kita," ujarnya.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Puri Mei Setyaningrum

        Bagikan Artikel: