Kapolri Bantah Ada Tembak Menembak di Rumah Ferdy Sambo, USH: Benny Mamoto Mustinya Anda Mundur!
Tokoh Nahdlatul Ulama Umar Syadat Hasibuan menyindir kemana Ketua Harian Kompolnas Benny J Mamoto saat Kapolri membantah bahwa kasus tewasnya Brigadir Nopriansyah Joshua Hutabarat bukan diawali dengan tembak-menembak seperti diamini Benny Mamoto.
"Pak Benny Mamoto apa kabar? Anda bilang ada tembak menembak. Ternyata nggak. Ini keterangan resmi dari Kapolri tak ada tembak menembak," kata Umar Hasibuan di akun twitter-nya.
Ia pun mendesak agar Benny segera mundur dari jabatan komisioner Kompolnas.
"Mustinya anda mundur dari jabatan di Kompolnas. Terima kasih Pak Kapolri. Hebat!," katanya lagi.
Sementara itu, komentator politik, Rocky Gerung juga mencari-cari kemana sesungguhnya Kompolnas saat Kapolri mengungkapkan kejadian sesungguhnya kasus pembunuhan yang terjadi di rumah eks Kadiv Propam Polri, Ferdy Sambo.
"Di mana Kompolnas? Semua keterangan tentang adanya baku tembak dan pelecehan seksual, bernilai nista. :))," kata Rocky.
Untuk diketahui, jagad media sosial beberapa hari ini ramai sebuah video pernyataan Ketua Harian Kompolnas Benny J Mamoto yang pada awal kasus itu diungkap, Benny percaya bahwa kasus tewasnya Brigadir J bermula dari tembak-tembakan dan mengakui motifnya adalah pelecehan seksual yang dilakukan oleh Brigadir J ke istri Ferdy Sambo, Putri Candrawati.
Menurut Benny, kasus ini berawal dari pelecehan seksual yang dilakukan oleh Brigadir J yang masuk ke kamar. Kemudian istri Kadiv Propam teriak. Lalu Bharada E mendengar, langsung turun untuk mengecek ada kejadian apa.
"Setelah turun ternyata ditemui disitu ada Brigadir J yang justru malah menodongkan senjata. Kemudian melakukan tembakan. Kemudian terjadilah tembak-menembak yang akhirnya Bharada E meninggal dunia,” jelas Benny.
Lanjut kata dia, jika orang bertanya mengapa tujuh tembakan Brigadir J tidak ada yang tepat sasaran sementara lima tembakan Brigadir E semuanya tepat sasaran.
Dia menjelaskan bahwa Brigadir J dalam kondisi panik, sementara Brigadir E dapat lebih fokus mengarahkan senjatanya.
"Yang pertama perlu dijelaskan bahwa kondisi Brigadir J ini dalam keadaan panik, dalam keadaan tidak fokus untuk membidikkan senjatanya karena kaget ketahuan sehingga arah tembakannya tidak menyentuh," terangnya.
"Di samping itu terhalang oleh tangga. Sementara Brigadir E dapat Fokus karena dia ada di atas kemudian mengarahkan senjatanya ke Brigadir J. Di samping itu brigadir E ini ternyata juara menembak di brimob sehingga bidikannya tepat,” pungkasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Ferry Hidayat
Tag Terkait: