Menteri LHK Siti Nurbaya: Capai Target NDC 2030, 5 Kementerian Ini Berkolaborasi
Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya mengungkapkan, melalui NDC, Indonesia telah berkomitmen mengurangi emisi Gas Rumah Kaca (GRK) sebesar 29 persen dengan upaya sendiri dan 41 persen melalui kerja sama internasional pada tahun 2030. NDC Indonesia terangkum dalam sektor-sektor, yaitu FOLU (Forestry and other Land Use), energi, pertanian, IPPU (industrial process and production use), serta waste.
Sebagai salah satu upaya untuk mencapai target NDC tersebut, lima kementerian yang menjadi leading sector, yaitu Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK), Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Kementerian Pertanian, Kementerian Perindustrian, dan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mengadakan Rapat Pimpinan Tingkat Menteri "Enhancing NDC Indonesia 2022" di Jakarta, Rabu (10/8/2022).
Baca Juga: Turunkan Emisi Gas Rumah Kaca, KLHK Bertekad Bangun Kembali Hutan Tropis di Indonesia
"Kami akan berdiskusi policies dan exercises baik yang sudah mulai berjalan dan yang masih perlu dieksplorasi. Output pertemuan ini ialah bagaimana Indonesia bisa melakukan enhancing dari NDC. Jadi, kita semua ini adalah sahabat NDC," ujar Menteri LHK Siti Nurbaya dalam keterangannya, Kamis (11/8/2022).
Menteri Siti menyampaikan Indonesia mempunyai kepentingan untuk menjadi bagian dari capaian untuk NDC global. Oleh karena itu, diperlukan konsolidasi kerja sama kolaborasi dalam implementasi upaya-upaya penurunan emisi GRK.
"Kami akan terus melakukan exercise untuk kementerian bisa saling mendukung, akan bersama-sama, sampai kepada kurang lebih satu arah vektor, kita bisa naik berapa dari target 29%. Tadi sudah diproyeksikan di exercise awal kira-kira dari 29% ke 32%. Nanti akan kami laporkan kepada Bapak Presiden, untuk kemudian laporkan ke UNFCCC," tutur Menteri Siti.
Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo menyambut baik inisiatif Menteri LHK dan menyatakan siap mendukung hal tersebut. Dirinya mengatakan, baik simulasi maupun upaya di lapangan untuk penurunan emisi sektor pertanian sudah berjalan, hanya tinggal diperkuat.
"Saya ingin ada MoU bersama sehingga jelas targetnya seperti apa, dan siapa bertanggung jawab apa. Yang penting dari sini tidak hanya menurunkan emisi, tetapi rakyat mendapatkan apa," katanya.
Sementara itu, Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono menyampaikan, ada 5 program kunci yang dilakukan KKP dalam upaya penurunan emisi GRK, yaitu perluasan wilayah konservasi laut; penangkapan ikan terukur berbasis kuota dan zona penangkapan; pengembangan budidaya laut, pesisir dan pedalaman; pengelolaan berkelanjutan pesisir dan pulau kecil; serta pengelolaan sampah laut.
"Jadi, di sini kita jadikan ekologi sebagai panglima, baru kita bicara ekonomi dan sosial. Kemudian, kita sampaikan kepada dunia Indonesia mempunyai peran dan posisi strategis. Kita meminta dunia untuk melakukan hal yang sama, mendukung apa yang kita lakukan dalam upaya penurunan emisi ini," ujarnya.
Baca Juga: Turunkan Emisi Gas Rumah Kaca, KLHK Bertekad Bangun Kembali Hutan Tropis di Indonesia
Selanjutnya, Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM, Dadan Kusdiana, menyampaikan exercise NDC yang telah dilakukan dan menjelaskan kebijakan-kebijakan di sektor energi.
"Kami ingin menyampaikan update hasil exercise di Kementerian ESDM, dan sudah ada komunikasi dengan Ditjen PPI untuk bagamana melihat peningkatan target dari 29%. Kami sudah menyusun target Net Zero Emission di mana masih ada gap yang cukup besar, yaitu kurang lebih 42 juta ton CO2eq," ungkapnya.
Meski begitu, Dadan mengatakan, dengan adanya dorongan untuk penguatan NDC, Kementerian ESDM telah dilakukan excercise peningkatan serapan emisi dari sektor energi. Hal ini pun disambut baik oleh Menteri LHK.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Rena Laila Wuri
Editor: Puri Mei Setyaningrum
Tag Terkait: