- Home
- /
- New Economy
- /
- Energi
Turunkan Emisi Gas Rumah Kaca, KLHK Bertekad Bangun Kembali Hutan Tropis di Indonesia
Plt. Direktur Jenderal Planologi Kehutanan dan Tata Lingkungan, Ruandha Agung Sugardiman mengungkapkan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) bertekad untuk membangun kembali hutan tropis basah di Indonesia. Rencana Operasional Indonesia's Forest and Other Land Use (FOLU) Net Sink 2030 menjadi momentum untuk mempercepat proses penguatan tata kelola lingkungan hidup dan kehutanan sekaligus memenuhi target pemenuhan emisi gas rumah kaca.
Ruandha selaku Ketua Harian I Tim Kerja Indonesia's FOLU Net Sink 2030 pada kegiatan sosialisasi sub nasional di Provinsi Jambi (10/8/2022) menyampaikan saat ini KLHK mendorong perubahan paradigma untuk tidak lagi sekedar melakukan penanaman pohon, melainkan secara sistematis dan terukur membangun kembali hutan tropis basah di Indonesia. Saya yakin kontribusi semua pihak akan mampu mewujudkan penambahan luasan tutupan hutan di 2030.
Baca Juga: KLHK Ungkap Peran Besar Sektor Kehutanan di Indonesia’s FOLU Net Sink 2030
Ia menjelaskan kondisi hutan Indonesia saat ini seluas 95 juta hektar atau 51% dari total luas daratan. Berbagai penanaman pohon yang telah dilakukan selama ini rupanya belum mampu menambah luasan hutan Indonesia berdasarkan pantauan citra satelit. Untuk itu dibutuhkan strategi melalui Indonesia's FOLU Net Sink agar pada tahun 2030 luas tutupan hutan bertambah setiap tahun.
Ruandha meyakini luas hutan tropis ini dapat bertambah di masa depan melalui tiga aksi utama pada Indonesia's FOLU Net Sink 2030. Tiga aksi utama tersebut adalah upaya pengurangan emisi melalui penurunan angka deforestasi dan pencegahan kebakaran hutan dan lahan, mempertahankan kualitas hutan yang ada untuk serapan karbon, serta meningkatkan fungsi serapan dengan gerakan membangun hutan Indonesia.
"Penanaman pohon difokuskan pada polygon-polygon lahan kritis yang ada di peta satelit secara masif oleh semua pihak," tutur Ruandha dalam keterangan pers, Rabu (10/8/2022).
Ruandha menjabarkan berbagai fungsi hutan Indonesia. Tidak hanya menjadi tempat bagi keanekaragaman hayati yang penting bagi masa depan serta menopang pembangunan ekonomi dan sosial masyarakat, melainkan juga memberikan kontribusi penting kepada global di dalam upaya pengendalian perubahan iklim secara berkelanjutan.
Baca Juga: Sektor FOLU Diproyeksikan Berkontribusi Hampir 60% dari Total Target Penurunan Emisi GRK
"Hutan menjadi kunci penting untuk keberhasilan Indonesia's FOLU Net Sink 2030. Target penyerapan emisi gas rumah kaca yang ingin dicapai pada tahun 2030 adalah sebesar -140 juta CO2e. Sektor kehutanan memiliki kontribusi terbesar sebanyak 60% dalam pemenuhan target netral karbon atau net-zero emission," ungkap Ruandha.
Sebagaimana diketahui, Indonesia telah meratifikasi Paris Agreement melalui dokumen Nationally Determined Contribution (NDC) yang menjadi kewajiban nasional di dalam agenda perubahan iklim global. Lebih lanjut, Indonesia's FOLU Net Sink 2030 merupakan progres atas komitmen Presiden RI Joko Widodo untuk pengendalian perubahan iklim dari sektor kehutanan dan penggunaan lahan lainnya.
Dalam paparannya, Ruandha menerangkan bahwa Indonesia's FOLU Net Sink 2030 terdiri atas Rencana Operasional sebagai tindak lanjut Perpres 98 Tahun 2021 terkait penyelenggaraan nilai ekonomi karbon serta Kepmen 168 Tahun 2022 tentang Indonesia's FOLU Net Sink 2030 untuk pengendalian perubahan iklim. Selanjutnya, KLHK juga telah menyusun Rencana Strategis dan Rencana Kerja sebagai dasar pelaksanaan di tingkat regional dan daerah.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Rena Laila Wuri
Editor: Ayu Almas