Dulu Hidup Susah Sampai Jualan Stiker, Oscar Darmawan Kini Punya Perusahaan dengan Transaksi Triliunan
Indodax merupakan perusahaan pertukaran serta jual beli aset kripto seperti Bitcoin, Ethereum, dan lainnya yang terbesar di Indonesia. CEO Indodax, Oscar Darmawan mengatakan bahwa mereka memiliki lebih dari 2 juta member dengan transaksi Rp100-Rp200 miliar per hari sehingga per bulannya transaksi Indodax mencapai triliunan.
Dalam video YouTube bertajuk "Harga Bitcoin NAIK dan Kisah Bisnis Bitcoin Oscar Darmawan CEO Indodax | Bitcoin Indonesia", Oscar mengatakan bahwa tak semua pembeli Bitcoin itu untung. Karena harga Bitcoin yang naik-turun dengan tajam membuat beberapa orang ketakutan sehingga mereka dapat menjual Bitcoin di harga turun atau baru untung sedikit.
Baca Juga: IMF Ungkap Harga Kripto Berkolerasi dengan Pasar Ekuitas Asia
Indodax sendiri pernah mencapai rekor transaksi hingga Rp2 triliun per hari ketika harga Bitcoin mencapai Rp300 juta. Oscar melanjutkan bahwa penjualan Bitcoin di Indodax sama seperti orang jual beli mobil yakni harganya ditentukan oleh pemilik. Bahkan ia menyebutkan bahwa trading kripto masih lebih baik dari trading Forex. Karena penjualan kripto sama seperti jual beli emas.
Oscar pun menceritakan perjalanannya hingga sukses menjadi CEO Indodax yang transaksinya mampu mencapai triliunan. Oscar ternyata lahir dari keluarga kurang mampu. Keluarganya kerap dikirimi paket berisi pakaian dari sepupunya untuk kemudian ia gunakan. Ayahnya pernah tidur dijalanan, bekerja sebagai sopir hingga kini akhirnya turut menjadi pebisnis.
Kehidupan Oscar yang semasa kecilnya sulit, Oscar pernah merasakan kemalingan dan kebanjiran, ia juga pernah memakai sepatu bolong saat SD, dicopet di bis saat SMP, hingga Oscar pun akhirnya sukses seperti sekarang. Ia pun mengakui perjalanannya untuk sukses dimulai dari nol, jadi, hidup susah bukan lagi hal yang aneh untuknya.
Tetapi, berkat perjuangannya dari nol inilah ia bisa memiliki karakter yang kuat dan berani.
"Hidup cuma sekali, masa mau gini-gini aja. Kita harus berusaha semaksimalnya," tandas Oscar.
Dari titik hidupnya yang sulit, Oscar pun akhirnya memutuskan untuk berbisnis karena terinspirasi dari sang ayah. Di masa jayanya, sang ayah memiliki 100 karyawan dan sangat menuruti perinntahnya. Oleh karena itu Oscar merasa sangat keren dan ingin menjadi pebisnis.
Adapun bisnis pertama yang dijalani Oscar adalah saat ia SD yakni saat ia melihat banyak stiker dijual, ia pun inisiatif mencari koran dan majalah bekas kemudian menggunting gambar-gambar poster, lalu dilaminating, kemudian dijual.
Oscar bahkan sampai dimarahi tetangganya karena menjual koran bekas yang dilaminating ke anaknya seharga Rp5.000. Anaknya saat itu masih belum membayar dan meminta uang kepada ibunya. Akhirnya, Oscar hanya dibayar Rp1.000.
"Pelajaran penting yang saya ambil adalah bayar cash lebih baik dari utang," ujarnya seraya tertawa.
Kemudian, Oscar pernah menjual penghapus yang ia beli banyak (grosir) kemudian ia jual secara satuan (ritel). Lalu, dengan polosnya Oscar menceritakan kepada temannya bahwa ia membeli penghapus itu dengan harga murah sambil mengambil keuntungan. Kemudian cerita itu pun tersebar di kalangan teman-temannya dan penghapus jualannya pun tak lagi laku.
"Pelajaran berharga yang saya ambil adalah kita itu enggak boleh menceritakan rahasia dagang kita kepada siapapun," ujar Oscar.
Berbagai bisnis pun dijalani Oscar semasa sekolahnya. Ia pernah menjual pulpen khusus untuk menggambar dengan harga yang lumayan mahal. Kemudian saat temannya membeli, Oscar diminta meletakkan pulpen itu ke lacinya. Sayang pulpen itu dicuri sehingga Oscar menanggung kerugian mengganti.
"Dari situ saya mengenal apa itu tanda terima," cetus Oscar lagi.
Pada saat SMA, Oscar mengatakan kondisi keluarganya sudah membaik, bahkan ia bisa berkuliah di Singapura. Setiap kali berangkat ke Singapura, Oscar selalu membawa berdus-dus Indomie agar ia bisa irit.
"Meski keluarga saya enggak berlebih, tetapi mereka ingin anaknya punya kehidupan yang lebih baik," ujarnya. "Saya percaya setiap fase kehidupan pasti ada hikmah yang dapat kita petik."
Oscar telah menjadikan sang ayah sebagai sosok pahlawan baginya. Meski semasa kecil selalu dimarahi berjam-jam, tetapi Oscar yakin itu adalah cara sang ayah mendidiknya agar bisa lebih baik. Bagi Oscar, hubungannya dengan sang ayah cukup unik. Terlebih ibunya meninggal saat Oscar berusia 12 tahun, sang ayah pun menjadi sosok pengganti ibu baginya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Fajria Anindya Utami
Editor: Fajria Anindya Utami
Tag Terkait: