Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Semester I-2022, PTBA Ekspor 140 Ribu Ton Batu Bara ke Italia

        Semester I-2022, PTBA Ekspor 140 Ribu Ton Batu Bara ke Italia Kredit Foto: PLN
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        PT Bukit Asam Tbk (PTBA) mencatatkan sebanyak 140 ribu ton batu bara diekspor ke Italia sepanjang semester I-2022.

        "140.000 ton di semester I. baru (new buyer)," ujar Direktur Utama PTBA Arsal Ismail dalam paparan kinerja perseroan semester I-2022, Jumat (26/8/2022).

        Arsal mengatakan untuk ekspor ke Eropa bergantung pada pembeli dalam mempersiapkan logistik untuk membawa batu bara ke negara asalnya. Pasalnya untuk mencapai Eropa, membutuhkan waktu setidaknya lebih dari satu bulan.

        Baca Juga: Harga Batu Bara Melangit, PTBA Catatkan Laba Naik hingga 246 Persen

        "Tapi kami tetap memanfaatkan di mana sudah ada tongkang dari mereka (Italia), dan itu kapasitasnya di atas 100 ribu kapalnya, dan kami mampu melayaninya dan sekarang ini masih coba bernegosiasi dengan pihak mereka," ujarnya.

        Lanjutnya, Italia adalah salah satu negara yang sudah bertransaksi dengan perusahaan, di mana terdapat dua negara lain yang sedang melakukan negosiasi, yaitu Jerman dan Polandia untuk dapat membeli batu bara asal Indonesia.

        "PTBA tetap siap dan sekarang masih berproses juga dan mudah-mudahan nanti bisa menyuplai ke Eropa dan yang sekarang sudah ada ke Italia, dan yang sedang proses ke Polandia dan Jerman," ujarnya.

        Arsal menyebut, Polandia dan Jerman masih dalam proses, terutama masalah harga dan ukurannya atau kuantitas. Pasalnya, mereka meminta dalam jangka panjang setahun.

        "Kami juga belum berani karena kami sudah terikat dengan kontrak-kontrak yang ada sekarang. Jadi, yang ke sana itu spot-spot," ungkapnya.

        Lebih lanjut, Arsal mengatakan perseroan masih tetap mengutamakan pembeli yang masih ada saat ini seperti India, China, Thailand, dan Vietnam.

        "Di mana negara-negara Asia yang lebih banyak karena ini adalah buyer eksisting dan rute perjalananya juga tidak sejauh kalau ke Eropa yang perjalananya cukup panjang, tapi kami tetap melayani dan kami sudah ada, meski pelangganya ya lumayan," tutupnya.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Djati Waluyo
        Editor: Rosmayanti

        Bagikan Artikel: