Bandingkan Zaman Ahok, Anies Banyak Resmikan Rusunawa, Janji Politiknya Tuntas?
Pengamat Politik dan Kebijakan Publik Kajian Politik Nasional Adib Miftahul menyebut bahwa kebijakan populis Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dalam meresmikan rusunawa merupakan langkah meraih simpati di kalangan masyarakat umum.
Kendati demikian, Adib menilai bahwa kebijakan tersebut bisa menjadi ajang perbandingan bagi kalangan yang berada di barisan oposisi Anies Baswedan. Dia juga menyebut bahwa narasi yang digunakan Anies pada saat menyebut janji politiknya tuntas, bisa dikapitalisasi.
"Tetapi pernyataan ini juga bakal dibantah oleh oposisinya Anies, bahwa Anies juga tidak menepati janjinya soal reklamasi, misalnya. Tetapi saya melihat bahwa ini bisa dikapitalisasi, narasinya adalah Anies Itu menepati janjinya, dia membangun rusunawa," kata Adib pada Warta Ekonomi, Jumat (26/8/22).
Adib juga menyebut bahwa pembangunan rusunawa juga dilakukan di masa Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok pada saat menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta. Dia menilai bahwa banyak masyarakat yang tidak melihat secara detail mengenai narasi Anies Baswedan yang mengatakan bahwa dirinya menepati janji politik dalam sambutannya.
"Ini yang saya kira luput dari perhatian publik, publik itu tidak mau tahu yang lebih dalam. Karena kalau kita mau banding-membandingkan itu, ya, harusnya secara secara detail. Ini kan hanya karena punya cara kebijakan yang berbeda antara gubernur-gubernur sebelumnya dan sekarang," katanya.
Dia menegaskan, pembangunan rusunawa bisa menjadi prestasi bagi publik yang mendukung Anies, tetapi masyarakat yang berada di barisan oposisi akan membantah narasi Anies Baswedan yang mengatakan menepati janji politiknya.
"Seolah-olah mengatakan bahwa yang sebelum Anies tidak pernah menepati janjinya. Oposisi di luar Anies juga bisa mengatakan, menempati janjinya bagaimana? Jaman Ahok juga ada rusunawa. Kalaupun Ahok gusur, itu hanya kebijakan yang berbeda saja sebenarnya. Anies juga tidak bisa menyetop reklamasi," jelasnya.
Lebih lanjut, Adib menilai bahwa jika narasi tersebut akan menjadi perdebatan yang panjang dan tidak berujung. Dia juga menyebut bahwa narasi tersebut bisa dikapitalisasi untuk menaikkan popularitas seorang Anies Baswedan.
Baca Juga: Sentil Ceplas-ceplosnya Kamaruddin Simanjuntak, Ferdinand Hutahaean: Kalau Bukan Karena Jokowi...
"Nah perdebatan-perdebatannya akhirnya kan tidak ketemu di ujungnya, tetapi dengan narasi yang dibangun bahwa Anies menepati janjinya, inilah yang menjadi kapitalisasi untuk figur seorang Anies," ungkapnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Andi Hidayat
Editor: Aldi Ginastiar