Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Partai Politik Harus Optimis Mengusung Calon Pemimpin Alternatif

        Partai Politik Harus Optimis Mengusung Calon Pemimpin Alternatif Kredit Foto: Detik
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Pemerhati politik dari Lingkar Madani (LIMA), Ray Rangkuti, berharap adanya dukungan terhadap calon pemimpin alternatif, terutama calon pemimpin yang dapat menjawab tantangan pembangunan Indonesia pasca 2024. 

        Hal ini ditegaskan dalam acara Diskusi Publik berjudul “Capres Stagnan: Alternatif Jawaban”yang digelar oleh Formappi pada Minggu 28/8 siang di Jakarta. 

        Menurut Ray, saat ini terdapat stagnansi elektabilitas figur partai politik yang kerap digadang oleh banyak partai jelang pemilu dan pilpres 2024. 

        “Ada kemungkinan terjadi kebosanan dengan nama-nama besar dari partai politik. Namun karena masih belum memasuki masa kampanye, kemungkinan nama-nama tersebut akan terus bertahan," kata Ray.

        Baca Juga: Puan Maharani "Disorakin" saat Namanya Masuk Rekomendasi Bakal Capres PAN, Pengamat: Belum Punya Kepastian!

        Ray menambahkan perlu adanya upaya serius dari partai politik saat ini untuk mencari figur baru yang bukan sekedar populer, tetapi paham betul mengenai relevansi pembangunan Indonesia pasca 2024. Banyak figur di luar partai politik yang perlu dicermati seperti Jimly Asshiddique untuk pembangunan demokrasi, Ilham Habibie untuk pengembangan teknologi, dan lainnya. 

        “Artinya partai politik membutuhkan cara pandang baru yang tidak konvensional dalam mengusung nama calon pemimpin, karena di luar partai, banyak sekali figur yang kompeten dan relevan dalam menjawab tantangan pembangunan,” ungkapnya.

        Senada dengan Ray, Arif Susanto dari Exposit Strategic menambahkan, Partai politik perlu lebih terbuka untuk melihat potensi pemimpin. 

        Baca Juga: 9 Nama Beken Masuk Bursa Capres Rakernas PAN, Anies, Kang Emil dan Ganjar Masuk Nggak?

        Selain kriteria calon yang harus selaras nilai-nilai keIndonesiaan, wawasan elite juga tidak boleh terjebak eksklusivisme kepartaian. Sebab, pada akhirnya, Pemilu bicara bukan semata tentang peluang kemenangan, tetapi juga kesempatan untuk melakukan transformasi kepemimpinan dan pembangunan nasional. Selain itu, tokoh-tokoh potensial harus lebih aktif terlibat diskursus politik, termasuk dengan mengemukakan inovasi dan terobosan yang dapat memperkaya gagasan politik nasional. 

        “Alih-alih besar karena sensasi dan puja-puji, ketokohan seseorang harus teruji lewat kontestasi gagasan,” ucapnya.

        Peneliti Formappi, Lucius Karus, juga menambahkan bahwa kemungkinan calon presiden alternatif untuk maju masih sangat tinggi. 

        Menurut Lucius, pengalaman Indonesia dalam mengusung calon pemimpin alternatif dapat terlihat pada saat kemunculan Ma’ruf Amin dalam pemilihan Presiden 2019. Partai politik dapat memberikan ruang bagi figur alternatif yang penuh gagasan serta dapat menjawab tantangan pembangunan di Indonesia.

        “Proses ini dapat dilakukan oleh partai politik dengan melihat dinamika di masyarakat melalui hasil survey terkait dukungan terhadap figur – figur yang bersaing,” tutup Lucius.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Annisa Nurfitri

        Bagikan Artikel: