Bongkar Tuntas Peluang Besar Bitcoin di Masa Depan, CEO Indodax Oscar Darmawan Buka-Bukaan soal Pola Naik-Turun Kripto!
CEO Indodax, Oscar Darmawan telah menjadi Bapak Kripto Indonesia lantaran telah melihat peluang besar pasar kripto sejak tahun 2012.
Kisah suksesnya berawal dari saat Oscar bertemu William Sutanto yang saat ini menjabat sebagai CTO Indodax. Bersama William Sutanto, Oscar yang baru pulang dari Singapura lantaran berbisnis warehouse akhirnya diajak ke China untuk mempelajari Bitcoin lebih lanjut.
Meski awalnya skeptis, Oscar akhirnya tertarik dengan pasar Bitcoin ini. Dalam podcast bertajuk "Orang ini SUKSES dari BTC !! Apa Rahasianya? @Indodax", Oscar mengatakan sebelum terjun pada pasar kripto, ia merupakan penggiat Forex, e-money dan lain sebagainya.
Baca Juga: Seluk-Beluk Trading Aset Kripto di Indodax
Setibanya di China, Oscar lebih semangat lagi untuk membawa Bitcoin ke Indonesia karena prospek yang jauh lebih hebat daripada yang ia bayangkan.
Pada tahun 2012, Oscar pertama kali memperkenalkan Bitcoin kepada mahasiswa. Kemudian, di tahun 2018, mahasiswa tersebut mengucapkan terima kasih kepada Oscar karena Bitcoin yang ia beli berlipat ganda nilainya menjadi belasan juta rupiah. Saat ini, pria lulusan Monash University Singapore sedang melanjutkan pendidikan dengan mengambil jurusan Blockchain.
Lebih lanjut, Oscar menjelaskan bahwa cryptocurrency adalah penggabungan antara teknologi, finance dan internet security. Blockchain adalah solusi dari keinginan manusia atas keuangan yang aman, nyaman dan cepat. Saat Oscar mendirikan Indodax di tahun 2012, harga Bitcoin saat itu masih berkisar di bawah Rp2 juta.
Meski Bitcoin tergolong baru dan harganya yang fluktuatif seperti roller-coaster, tapi Oscar tetap teguh pendirian dan yakin akan Bitcoin. Bahkan, pada tahun 2015, Oscar pernah dipanggil Bank Indonesia (BI) untuk memberikan klarifikasi apakah bisnisnya dapat mengganggu perekonomian Indonesia.
Saat ini Bitcoin tengah memasuki fase 'musim dingin', di mana harga Bitcoin terus merosot dari hampir Rp1 miliar hingga ke Rp30 juta. Namun, Oscar optimis masa depan Bitcoin masih besar. Ini karena ia bisa membaca pola Bitcoin.
Saat Bitcoin masih seharga Rp15 juta, market maker pernah menyebut Bitcoin akan menyentuh angka Rp75 juta. Namun kemudian, Bitcoin justru anjlok ke Rp2 juta.
Lalu, saat Bitcoin menyentuh Rp250 juta, market maker pernah menyebut Bitcoin akan menyentuh Rp750 juta. Tetapi lagi-lagi Bitcoin jatuh ke Rp30 juta.
Kemudian, saat Bitcoin menyentuh Rp800 juta, market maker kembali 'teriak' menyebut Bitcoin akan menyentuh Rp1 miliar. Tetapi kini musim dingin kripto kembali dan Bitcoin kembali jatuh Rp295 juta.
Oscar pun membocorkan bahwa pola tersebut disebabkan oleh 'fear and greedy' alias ketakutan dan keserakahan. Karena ketika euforia Bitcoin ramai, orang-orang malah cenderung menjual. Dan ketika Bitcoin kembali jatuh, banyak orang yang akhirnya membeli.
Oleh karena itu, Oscar yakin masa depan Indodax juga masih panjang. Indodax saat ini hanya fokus pada pertukaran mata uang kripto karena Oscar yakin ketika fokus pada satu hal, Indodax akan berhasil. Oscar hanya ingin masyarakat Indonesia percaya kepada Indodax. Karena itulah customer service menjadi yang diutamakan Indodax. Terlebih, Indodax memiliki customer support 24 jam.
"Kita ingin memastikan customer yang memakai Indodax terlayani dengan baik," ujar Oscar.
Oscar pun membuka 'rahasia' sukses Indodax yakni fokus pada customer, bukan kompetitor. Indodax juga selama 1,5 tahun ke belakang hanya fokus pada upgrade sistem agar customer puas menggunakan Indodax. Bagi Oscar, customer adalah raja yang menginginkan transaksi cepat, instan, tanpa masalah.
Indodax sendiri satu-satunya crypto exchange yang berani mengajukan regulasi kepada pemerintah. Hasilnya pun diketahui melalui PMK 8 kripto yang memiliki pajak finalnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Fajria Anindya Utami
Editor: Fajria Anindya Utami
Tag Terkait: