Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Pesan dan Kesan Moeldoko Usai Traktir Milenial KSP Nonton Film 'Sayap Sayap Patah'

        Pesan dan Kesan Moeldoko Usai Traktir Milenial KSP Nonton Film 'Sayap Sayap Patah' Kredit Foto: KSP
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko menyampaikan pesan dan kesan setelah nonton bareng film "Sayap Sayap Patah" bersama para milenial yang bekerja di Kantor Staf Kepresidenan (KSP) di Metropole XXI, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (31/8/2022).

        "Pada malam ini saya mentraktir anak-anak muda dan milenial di Kantor Staf Kepresiden. Saya punya tujuan, pertama, mereka saya inginkan memaknai sebuah peristiwa agar mereka tahu dan paham bahwa ada sebuah peristiwa besar," ujar Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko saat diwawancara.

        Baca Juga: Moeldoko Traktir Anak Muda KSP Nonton Film Sayap-Sayap Patah

        "Karena kebetulan anak-anak ini yang kerja di Kantor Staf Presiden yang relatif berdekatan dengan pengambilan-pengambilan kebijakan. Kalau mereka bisa memaknai sebuah peristiwa, maka mereka akan kaya dengan input untuk merumuskan kebijakan," lanjutnya.

        Moeldoko juga menegaskan bahwa tayangan film itu memberikan pelajaran bagi masyarakat terutama generasi muda agar bersama-sama mencegah berkembangnya paham radikalisme. Ia mengajak semua pihak menanamkan nilai-nilai kemanusiaan.

        "Saya pikir ini sebuah upaya sosialisasi ya, ini berkaitan dengan kemanusiaan, siapapun yang melihat situasi seperti itu, maka kemanusiaanya akan tersentuh, ini pelajaran terdalam dari peristiwa itu," tegasnya.

        Baca Juga: Sebut Film Sayap-sayap Patah Tidak Laku, Politisi Partai Ummat Minta Denny Siregar Tidak Salahkan Anies: Lanjut Aja Jadi Buzzer

        Selain itu, ia juga berharap film ini menjadi pelajaran bagi milenial jika ke depannya ada di antara mereka yang memiliki pasangan dari seorang prajurit dapat memahami pekerjaan pasangannya dalam berjuang membela negara.

        "Siapa tahu dari mereka nanti ada yang dapat (pasangan) dari tentara atau polisi dapat memahami ya seperti itulah tugasnya," pesannya.

        Begitupun melihat dari pengalaman semasa jadi komandan lapangan, Moeldoko merasakan betapa beratnya menghadapi situasi ketika harus menyampaikan pesan kepada keluarga prajurit yang gugur dalam tugas.

        "Pada saat saya operasi di Timor Timur, tiga anggota saya gugur, dan kembali dari operasi saya terlalu sangat sulit menghadapi istrinya. Tadi dilukiskan ya seperti itulah kondisinya. Itu dua hal sebagai pelajaran. Saya secara pribadi melihat film ini luar biasa," ungkap Mantan Panglima TNI itu.

        Baca Juga: Dukung Percepatan Laju Transformasi Energi Hijau, Moeldoko Kunjungi Proyek Pembangunan PLTS di Bali

        Film "Sayap Sayap Patah" yang disutradarai Rudi Soedjarwo ini diangkat dari kisah nyata yaitu ketika peristiwa kerusuhan di Rutan Mako Brimob pada 8 Mei 2018. Saat itu para Narapidana melakukan perlawanan dan menahan 5 petugas Datasemen Khusus (Densus) 88 yang bertugas.

        Dalam kejadian ini, 5 orang anggota Densus 88 meninggal menjadi korban aksi kejahatan para napi. Film bergenre drama dan action ini juga memotret salah satu anggota Densus 88, Adji yang dibintangi oleh Nicholas Saputra tengah menanti kelahiran anak pertamanya dari sang istri, Nani yang diperankan oleh Ariel Tatum.

        "Kapan pun dan di mana pun menonton, ini sebuah peristiwa. Anda harus memaknai ini sebuah peristiwa sehingga kita semakin menjadi bangsa yang semakin strong, semakin kuat," pungkas Moeldoko.

        Sementara itu, Produser film "Sayap Sayap Patah", Denny Siregar yang juga bergabung dalam nonton bareng menyampaikan bahwa dengan adanya film ini masyarakat terutama milenial tidak lupa dengan tragedi pada tahun 2018 yang menimpa anggota Densus 88.

        Baca Juga: Moeldoko: Setiap Wilayah di Indonesia Harus Punya Sistem Ketahanan Pangan Mandiri

        "Harusnya film ini harus ditonton sama milenial, banyak milenial itu yang enggak tau kejadian ini ya, atau ada yang lupa," ujar Denny.

        "Ini harus jadi momen sebenarnya, ini bukan masalah Densus 88 atau siapa pun, tapi cara-cara kita menghargai orang-orang yang gugur dalam tugasnya. Mungkin orang enggak ngerti kuburnya diĀ  mana, mungkin orang lupa, tapi film ini akan mengabadikan semuanya," tandasnya.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Ayu Almas

        Tag Terkait:

        Bagikan Artikel: