Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Jokowi Kasih Sinyal dengan Sebut Wacana Tiga Periode Tidak Bisa Dilarang, Omongan Refly Harun Tajam: Kekuasaan Itu Nikmat!

        Jokowi Kasih Sinyal dengan Sebut Wacana Tiga Periode Tidak Bisa Dilarang, Omongan Refly Harun Tajam: Kekuasaan Itu Nikmat! Kredit Foto: Instagram/Refly Harun
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Setelah sekian lama tak muncul di permukaan, wacana Jokowi Tiga Periode kembali menyeruak beberapa waktu belakangan ini.

        Bahkan di acara Musywarah Rakyat (Musra) yang digagas relawan Jokowi, opsi Jokowi untuk memimpin lagi kembali menjadi pilihan pertama. Hal ini makin diperparah dengan sikap Jokowi yang mengatakan wacana tersebut tidak bisa dilarang karena nilai-nilai demokrasi.

        Mengenai sikap Jokowi yang terus mengirim sinyal Tiga periode ini, Pakar Hukum Tata Negara Refly Harun berikan kritik tajam. Menurut Refly, dalam bernegara ada batasnya yaitu konstitusi.

        “Yang namanya bernegara itu ada batasnya, batasnya itu konstitusi yang merupakan kesepakatan, jadi konstitusi itu tdak diubah untuyk menyesuaikan dengan orang,” jelas Refly Melalui kanal Youtubenya, dikutip Jumat (2/9/22).

        Baca Juga: Analisis Rocky Gerung Nggak Main-main: Sekali Bu Megawati Bilang Tidak, Ganjar Pranowo Nggak Bakal Dapat Suara!

        Adanya pembatasan masa jabatan hanya dua periode saja dalam konstitusi menurut Refly adalah upaya untuk tidak melahirkan pemimpin yang otoriter.

        Jika hal itu dilanggar dengan hanya berpacu pada keinginan sebagian orang saja, maka Refly mengeaskan tak ada gunanya lagi konstitusi.

        ”Kita mencegah dictarorship dengan cara membatasi masa jabatan presiden dua periode saja. Kalau Presiden Jokowi tidak patuh dengan dua periode ini menagatakan bahwa itu kehendak rakyat dsb, maka tidak ada gunanya kita berkonstitusi,” jelas Refly.

        Perubahan konstitusi semisal masa jabatan presiden menurut Refly bisa dilakukan dengan catatan diberlakukan untuk masa presiden yang akan datang, bukan pada presiden yang saat ini menjabat.

        Hal ini karena jika diberlakukan saat Presiden masa presiden yang menjabat maka akan banyak kepentungan yang disusupi.

        “Perubahan tersebut hendaknya tidak berlaku pada incumbent (petahanan) tapi berlaku ke depan, jadi tidak ada yang namnaya Conflict of Interest,” tegas Refly.

        Refly mewanti-wanti agar semua pihak menaati konstitusi yang ada terlebih abagi para pemimpin saat ini. Menurutnya kekuasaan itu nikmat sehingga berpotensi menjadikan manusia itu sendiri khilaf atau tebuai.

        “Jokowi berkepentingan terhadap tiga periode karena itu dia berkepentingan mengubah konstitusi kan gawat nantinya, begitu 3 periode pengen 4 periode karena kekuasaan itu nikmat dan orang tidak mau meninggalkan cepat-cepat, awalnya orang mengatakan satu periode saja tapi begitu nikmatnya kekuasaan tersebut dia tidak mau meninggalkannya,” jelas Refly.

        Baca Juga: Anies Baswedan Tutup Holywings dan Resmikan Gapura Chinatown Glodok, Rocky Gerung: Kemampuan Seorang Pemimpin untuk Membaca Masa Depan

        Sebelumnya, Jokowi tidak mempersalahkan soal keinginan sebagian orang untuk menyuarakan tiga periode.

        "Karena negara ini adalah negara demokrasi, jangan sampai ada yang baru ngomong 3 periode (lalu) kita sudah ramai," ungkap Jokowi di gedung Youth Center, Sport Center Arcamanik, Bandung, Jawa Barat, dikutip dari kompas.com, Jumat (2/9/22).

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Bayu Muhardianto
        Editor: Bayu Muhardianto

        Bagikan Artikel: