Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        MUI Ingatkan Pemerintah Agar Tak Gampang Tebar Janji, Warganet Singgung Fatwa Ma’ruf Amin tentang Neraka

        MUI Ingatkan Pemerintah Agar Tak Gampang Tebar Janji, Warganet Singgung Fatwa Ma’ruf Amin tentang Neraka Kredit Foto: Instagram/Cholil Nafis
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Ketua MUI Pusat Bidang Dakwah dan Ukhuwah Kiai Cholil Nafis ikut memberikan komentar terkait kenaikan harga BBM bersubsidi.

        Ulama kelahiran Sampang itu menyentil janji Pemerintah. Salah satu janji Pemerintah, pemberian subsidi BBM jenis Pertalite untuk pengemudi Ojol.

        "Intinya BBM naik meskipun bukan di tgl 1 September 22. Pikirkan matang2 agar tdk berjanji jk sekiranya tak bisa menepatinya," ujar Cholil Nafis dikutip dari unggahan Twitternya, @cholilnafis (4/9/2022).

        Baca Juga: Harga BBM Subdisi Naik, Din Syamsuddin: Menunjukkan Presiden Joko Widodo adalah Rezim yang Tidak Pro Rakyat

        Lulusan Universitas Indonesia itu menambahkan, ini semua terjadi karena kondisi ekonomi berubah sehingga memaksa kebijakan harua berubah.

        "Masyarakat menanggung beban, hanya doa, sabar, dan upaya keras utk meringankannya," tandasnya.

        Unggahan Cholil mendapat respons dari banyak warganet. Salah satu yang paling menarik, komentar akun @Ndalem4. Dia mengingatkan ulang perkataan Wakil Presiden Kiai Ma'ruf Amin soal kebohongan saat melakukan kunjungan di Makassar (22/2/2019) lalu.

        "Bapak Wakil presidennya pernah bilang, orang bohong itu tempatnya di neraka," tulis @Ndalem4.

        Sebagaimana diketahui, Presiden Joko Widodo telah resmi mengumumkan kenaikan harga BBM bersubsidi pada Sabtu (3/9/2022). Pertalite menjadi Rp10.000 per liter, sementara Solar menjadi Rp6.800 per liter.

        Pengamat ekonomi dari Center of Reform on Economic (CORE) Indonesia, Mohammad Faisal, mengatakan dampak kenaikan harga BBM paling dirasakan oleh masyarakat lapisan terbawah, yang membutuhkan pertalite dan solar untuk aktivitas konsumsi dan produksi.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Rosmayanti

        Bagikan Artikel: