35% Usia Muda di Indonesia Rentan Disfungsi Ereksi, RS Melinda 2 Bandung Punya Solusi
Berdasarkan studi yang dilakukan di Departemen Urologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia pada tahun 2019, prevalensi disfungsi ereksi pada pria berusia 20–80 tahun cukuplah tinggi, sekitar 35 persen kasus.
Sedangkan, Survei yang di lakukan oleh National Health and Nutrition Examination di Amerika Serikat didapatkan angka prevalensi disfungsi ereksi pada pria dengan usia di atas 20 tahun sebanyak 18,4 persen.
Baca Juga: Taipan Minyak Rusia Lukoil Tewas Terjun Bebas dari Jendela Rumah Sakit, Ada Kaitan dengan Putin?
Melihat kondisi tersebut, Pusat Urologi Bandung di Rumah Sakit Melinda 2 Bandung, kini menawarkan operasi disfungsi ereksi pada pria.
Dokter Spesialis Urologi RS Melinda 2 Kuncoro Adi mengatakan operasi penanaman alat inflatable penile prosthesis (IPP) yang dilakukan itu pertama di Indonesia.
Pengobatan pembedahan dengan menanamkan Penile prosthesis atau Penil implant ke dalam penis pasien, masih merupakan pilihan gold standard dan pilihan terakhir yang dapat di tawarkan ke penderita disfungsi ereksi yang tidak respon dengan obat-obatan oral.
"Pemasangan alat IPP dengan cara operasi ini akan mengembalikan ereksi pasien yang sudah tidak bisa ereksi dan sudah menjalani segala pengobatan impotensi,"kata Kuncoro kepada wartawan di Bandung, Minggu (4/9/2022)
Baca Juga: Bersama President University, RSUD Kabupaten Bekasi Bakal Jadi Rumah Sakit Pendidikan Utama
Kuncoro mengungkapkan prevalensi disfungsi ereksi berhubungan dengan pertambahan usia, penyakit diabetes mellitus, penyakit jantung kardiovaskular, hipertensi, dan penyakit prostat. Pengobatan disfungsi ereksi secara umum tergantung dari penyebab disfungsi ereksi itu sendiri.
Bahkan, secara umum pemicu terjadinya disfungsi ereksi pada pria diakibatkan oleh 2 hal yaitu factor organic dan factor psikogenik. Ia menuturkan pengobatan disfungsi ereksi sangat tergantung dari kondisi individual dari masing-masing pasiennya. Dibutuhkan konseling kepada dokter untuk bisa mendiagnosa secara lebih detail dan menyeluruh mengenai pengobatan impotensi atau disfungsi ereksi yang di derita pasien.
"Di urology center, RS Melinda Bandung sudah bisa melakukan operasi penile prosthesis. Jadi tidak perlu berobat ke luar negeri,"ungkapnya
Baca Juga: Mahathir Mohamad Terinfeksi Covid-19 dan Dirawat di Rumah Sakit Jantung
Meskipun operasi pemasangan penile prosthesis atau penile implant telah dilakukan sejak beberapa dekade yang lalu di luar negeri, Indonesia baru melakukan operasi pertama pemasangan inflatable penile implant di Rumah Sakit Melinda 2, Bandung Urology Center pada tahun 2022 lalu.
Hal ini di karenakan para ahli urologi di Indonesia menunggu untuk mendapatkan perijinan dan sertifikasi alat dari kementerian kesehatan Republik Indonesia yang memakan waktu birokrasi yang cukup lama. Sebelum tahun 2022, masyarakat Indonesia hanya bisa melakukan operasi ini ke luar negeri terutama Singapura, Australia dan beberapa negara di Asia lainnya.
“Rumah Sakit Melinda 2 di klinik Bandung Urology Center sendiri telah melaksanakan operasi penanaman alat inflatable penile prosthesis yang pertama di Indonesia beberapa waktu yang lalu,"katanya
Namun, ia menegaskan saat ini operasi membantu kejantanan pria ini telah mendapat sertifikasi alat dari Kementerian Kesehatan. Diharapkan bisa membantu masyarakat Indonesia mendapatkan pelayanan gangguan ereksi yang tidak respons dengan obat-obatan atau dengan teknik pengobatan lainnya.
Baca Juga: BPJamsostek Grogol Gencar Sosialisasikan PLKK Terhadap Rumah Sakit Kerja Sama
"Semoga ini dapat memberikan harapan baru untuk kesembuhan penderita," pungkasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Rahmat Saepulloh
Editor: Aldi Ginastiar
Tag Terkait: