Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Kisah Negara Terkuat: Korea Selatan, Rela Habiskan 2,4% PDB Demi Bangun Angkatan Bersenjata yang Kuatnya Melebihi Korea Utara

        Kisah Negara Terkuat: Korea Selatan, Rela Habiskan 2,4% PDB Demi Bangun Angkatan Bersenjata yang Kuatnya Melebihi Korea Utara Kredit Foto: Reuters/Carlos Barria
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Korea Selatan (Korsel) terus mempertahankan pembentukan angkatan bersenjata yang besar, kuat, dan lengkap dengan terdiri atas cabang angkatan darat, angkatan laut, dan angkatan udara. Kekuatan personel yang dilaporkan lebih dari 555.000 tentara aktif pada 2020. 

        Sebagai hasil dari ukuran tersebut, Korsel menduduki peringkat keenam militer paling kuat di Bumi menurut catatan Global Firepower pada 2022. Skor yang didapat yakni 0,1261 dengan skala sempurna, 0,0000.

        Baca Juga: Daftar Negara dengan Militer Paling Kuat di Dunia

        Kokohnya militer di tubuh Korsel bukan hanya sebagai capaian angka saja melainkan bukti untuk menghadapi tetangganya, Korea Utara (Korut). Namun sayang, militer Korsel masih jauh lebih kecil dibandingkan militer tetangga yang dikendalikan Partai Buruh Korea Utara di bawah Kim Jong Un.

        Gesekan antarkedua negara lahir setelah kekalahan Kekaisaran Jepang dalam Perang Dunia II, Amerika Serikat dan Uni Soviet membagi Semenanjung Korea menjadi dua. Soviet dengan sosialis komunisnya menguasai wilayah utara, sedangkan AS dengan demokrasinya menduduki selatan.

        Perselisihan dan ketakutan tersebut diperkuat oleh stigma yang sudah tumbuh sejak masa lalu yang mengatakan bahwa orang Korsel percaya bahwa Korut memiiki militer lebih kuat. Empat puluh dua persen orang Korsel percaya bahwa Republik Rakyat Demokratik Korea (DPRK) memiliki angkatan bersenjata lebih kuat, sebagaimana dikutip dari laman CATO Institute.

        Dikutip dari laman Carnegie Endowment for International Peace, angkatan bersenjata Korsel menyusut. Jumlah tentara aktif yang dimiliki sekitar 522.000 personel di tahun 2022. 

        Angka ini mencakup wajib militer dan pasukan sukarela. Dari angka 522.000 ini, militer berharap untuk mempertahankan jumlah dasar sebanyak 274.000 wajib militer --jumlah yang dianggap perlu oleh Kementerian Pertahanan untuk mempertahankan pasukan wajib militer yang cukup besar untuk mencapai tujuannya. 

        Menurut laporan media tentang pandangan Kementerian Pertahanan Nasional Korsel, jumlah wajib militer, yang diandalkan negara untuk hampir setengah dari total kekuatan militernya, akan menurun “hampir setengahnya selama dua dekade ke depan.”

        Perkiraan pria Korsel yang akan mendaftar untuk dinas wajib militer mereka setiap tahun diprediksi turun dari 330.000 pada akhir tahun 2020 menjadi sekitar 240.000 pada tahun 2036, dan kemudian angka tersebut diperkirakan akan turun lebih jauh menjadi sekitar 186.000 pada tahun 2039.

        Oleh karena itu, militer Korsel akan menghadapi defisit personel yang semakin memburuk dari pertengahan 2020-an dan seterusnya jika berencana untuk mempertahankan kekuatan dasar sekitar 274.000 wajib militer dalam kekuatan 522.000-kuatnya 

        Anggaran untuk militer Korsel adalah yang terbesar ke-10 di dunia dengan total 50,2 miliar dolar AS tahun 2022. Ini menghabiskan sekitar 2,4 persen terhadap produk domestik bruto (PDB) negaranya. Posisinya tepat di bawah Jepang dengan total anggaran 54,1 miliar dolar AS.

        Sementara itu, Korut memiliki jumlah personel Tentara Rakyat Korea aktif terbesar keempat di dunia dengan sekitar 1,28 juta tentara, menurut Institut Internasional untuk Studi Strategis. 

        Baca Juga: Kisah Negara Terkuat: Amerika Serikat, Sempurna Seperti yang Banyak Dibicarakan Orang

        Menurut Departemen Luar Negeri AS, Korea Utara, negara berpenduduk 25,8 juta orang, menghabiskan hampir seperempat dari produk domestik bruto (PDB) untuk militernya sehingga lebih banyak daripada negara lain mana pun di dunia.

        Dengan kondisi tersebut, orang Korsel terbiasa hidup dengan tetangga mereka yang berbahaya. Selama hampir 73 tahun terakhir, Korsel telah menderita melalui perilaku menggertak, menghina, dan mengancam.

        Jina Kim dari Institut Analisis Pertahanan Korea mengatakan kepada NK News, bahwa orang Korsel mungkin telah mengubah pendapat mereka tentang keseimbangan militer karena mereka merasa lebih baik tentang aliansi dengan AS.

        “Korea Selatan memiliki sistem pertahanan gabungan. Jadi kekuatan aliansi AS-Korsel juga mempengaruhi kepercayaan rakyat terhadap kekuatan militer mereka,” katanya, seraya dia juga menunjuk peningkatan pembicaraan tentang program rudal Korsel.

        Baca Juga: Kisah Negara Terkuat: Biar Masih Mengekor Amerika, Rusia Rajai Senjata Berkekuatan Nuklir

        Selain itu, sebagian besar peralatan militer Korut sudah tua, prajuritnya tidak dalam kondisi kesehatan terbaik maupun terlatih. Meski begitu, tentara Korut bisa menyebabkan kerusakan besar, terutama dalam dorongan di Seoul, yang hanya sekitar tiga puluh mil dari perbatasan.

        Angkatan udara tidak akan bertahan lama, tetapi angkatan laut menunjukkan beberapa kemampuan berbahaya dengan tenggelamnya kapal ROKS Cheonan tahun 2010. Artileri dan rudal Scud bisa menargetkan Seoul bahkan sekarang. Yang jauh lebih merusak adalah dugaan kemampuan DPRK untuk menggunakan rudal berujung nuklir melawan Korea Selatan dan sekitarnya.

        Korsel tentu harus mampu mempertahankan diri melawan rezim militer Kim Jong Un. Dengan kekuatan ekonomi lebih dari lima puluh kali lipat, keunggulan teknologi yang luas, dan populasi dua kali lipat, Korsel dapat membangun militer dengan ukuran dan kemampuan yang diperlukan untuk mencegah dan, jika perlu, mengalahkan invasi Korut lainnya. Seoul tidak perlu menerima inferioritas militer dalam bentuk apa pun.

        Sebaliknya, kemampuan tertinggal Selatan mencerminkan ketergantungannya pada AS. Semakin banyak Korsel melepaskan tanggung jawab untuk pertahanannya, semakin sedikit yang akan dilakukannya untuk dirinya sendiri, membuat pasukannya kurang mampu menghadapi Pyongyang.

        Dan kemudian Korsel akan lebih rentan karena Washington akan mengutamakan kepentingannya sendiri dalam krisis dan menekan Seoul untuk menyesuaikan diri dengan prioritas AS. Selain itu, yang terakhir kemungkinan akan berubah secara dramatis setelah Korea Utara memperoleh, atau diyakini telah memperoleh, kemampuan untuk menargetkan tanah air AS, terutama ketika persenjataan DPRK tumbuh. 

        Baca Juga: Kisah Negara Terkuat: China, Sang Rising Power Kekuatan Militer Global

        Secara psikologis, AS terus membuat Korsel merasa superior. Washington mengatakan militer Korsel adalah salah satu yang terbaik di dunia sehingga ketika digabungkan dengan pasukan menjadi kelas dunia.

        Keuntungan yang datang kepada Korsel semakin bertumpuk. Namun jika dihadapkan langsung kepada Tentara Rakyat Korea Utara, apakah angkatan bersenjata Korsel mampu menghadapinya?

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Muhammad Syahrianto
        Editor: Muhammad Syahrianto

        Bagikan Artikel: