Pertamina Jual Rugi Pertamax, Mulyanto PKS: Sama Saja Aksi Bunuh Diri Perusahaan!
Pembahasan mengenai naiknya harga BBM terus menjadi pebincangan di tengah masyarakat. Kini ada pernyataan bahwa Pertamina juak rugi untuk BBM jenis Pertamax.
Mengenai hal ini, Anggota Komisi VII DPR RI, Mulyanto, mempersoalkan pernyataan ini. Mulyanto heran dan bertanya-tanya mengapa bisa harga sudah naik tetapi masih mengaku rugi.
Mulyanto menegaskan ini sama saja dengan bunuh diri.
“Ini sama saja aksi bunuh diri bagi perusahaan," kata Mulyanto dalam keterangan resmi yang diterima redaksi wartaekonomi.co.id, Senin (12/9/22).
Atas dasar itu, Wakil Ketua FPKS DPR RI tersebut mendesak Menteri BUMN Erick Thohir untuk membuka data harga pokok produksi (HPP) dan harga keekonomian BBM jenis Pertamax RON 92. Bila memang Pertamina jual rugi BBM jenis Pertamax RON 92 maka semua pihak yang terlibat perlu dimintai pertanggungjawaban.
"Apakah Menteri BUMN dalam rapat umum pemegang saham (RUPS) menyetujui aksi jual rugi ini. Kalau jawabnya “ya”, maka ini adalah kondisi yang aneh bin ajaib,” jelasnya.
Menurut Mulyanto, pernyataan jual rugi tersebut berdampak pada jalannya badan usaha bumn yang diharapkan sehat.
Jika hal-hal demikian terus terjadi, menurut Mulyanto sama saja Erick Thohir menjerumuskan BUMN.
“Bagaimana mungkin badan usaha akan tumbuh sehat kalau secara terencana dan legal dilakukan aksi jual rugi terhadap produk-produknya. Ini sama saja Menteri BUMN menjerumuskan BUMN anak buahnya ke jurang kehancuran," tegas Mulyanto.
Mulyanto menilai harga jual BBM jenis Pertamax RON 92 di Indonesia relatif mahal. Sebab dibandingkan dengan BBM non subsidi Petronas Malaysia RON 97 (dengan RON 5 tingkat di atas Pertamax RON 92) harganya hanya Rp. 14.190 per liter (4.2 RM).
Artinya, BBM Petronas ini lebih murah sebesar Rp. 310 per liter daripada harga Pertamax RON 92 saat ini yang Rp. Rp 14.500 per liter.
"Fakta ini cukup menggelitik, bahwa harga BBM non-subsidi Petronas dengan angka RON lima tingkat lebih tinggi, ternyata lebih murah sebesar Rp. 310 per liter dibandingkan dengan harga jual Pertamax RON 92. Dan fakta ini semakin aneh bin ajaib lagi, kalau Menteri BUMN menyatakan, bahwa dengan harga jual sebesar itu pun Pertamax RON 92 masih dalam kondisi jual rugi," singgung Mulyanto.
"Sebelumnya Menko Airlangga juga mengatakan bahwa harga keekonomian Pertamax RON 92 sesungguhnya adalah Rp 15.150 per liter. Kalau benar begitu dimana letak inefisiensinya? Jangan-jangan ini kerjaan mafia migas, karena sebagian dari Pertamax ini diproses pada kilang di luar negeri," tukas Mulyanto.
Mengutip laman kompas.com, PT Pertamina (Persero) menyatakan masih menerapkan jual rugi untuk produk Jenis BBM Umum (JBU) Pertamax, meski di sisi lain harga jual di dalam negeri sudah naik dan harga minyak mentah dunia sudah mulai turun. Diketahui, sejak Sabtu 3 September 2022, harga Pertamax sudah naik menjadi Rp 14.500 per liter dari sebelumnya Rp 12.500 per liter.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Bayu Muhardianto