Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Hindari Responsif terhadap Komentar Negatif

        Hindari Responsif terhadap Komentar Negatif Kredit Foto: Unsplash/Priscilla Du Preez
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Minimnya pemahaman etika digital membuat kebablasan berekspresi di media sosial. Netizen dengan mudah melontarkan komentar negatif pada konten yang tidak disuka. Imbasnya, perpecahan mungkin saja terjadi jika tidak disikapi secara responsif.

        "Kita harus cari tahu komentar negatif ini menjatuhkan kita atau bentuk kritik untuk membuat kita menjadi lebih baik. Jangan sampai kita responsif, berkomentar negatif juga, marah-marah, dan lain sebagainya," ujar Koordinator Nasional Arus Informasi Santri Nusantara (AIS Nusantara), Anifatul Jannah, S.I.Kom, MA saat webinar Makin Cakap Digital 2022 untuk kelompok masyarakat di Kota Mojokerto, Jawa Timur, pada Jumat (9/9/2022), dikutip dari siaran pers yang diterima di Jakarta.

        Baca Juga: Digitalisasi Budaya, Peluang Besar Kenalkan Kekayaan Indonesia

        Pengguna internet di Indonesia pada tahun 2021 mengalami peningkatan. We Are Social mencatat kini pengguna internet di Indonesia mencapai 202,6 juta pengguna dengan 170 juta penggunanya menggunakan media sosial.

        Anifatul menambahkan, seseorang yang mendapat komentar negatif bisa meminta klarifikasi dan konfirmasi kepada pengomentar. Mungkin saja pesan yang ingin disampaikan melalui konten tidak tersampaikan dengan baik sehingga pelaku berkomentar negatif.

        Ketua Prodi Ilmu Komunikasi SGU, ASPIKOM, MAFINDO, Loina Lalolo Krina Perangin-angin menilai, masih banyak orang berperilaku tidak sama di dunia nyata dan maya. Mereka merasa terlindungi screen sehingga merasa dapat melakukan perilaku negatif di dunia digital.

        "Kita harus lebih sabar, memahami kalau orang tersebut memiliki kekurangan. Orang tersebut sedang mempermalukan dirinya di dunia digital. Jadi, urusannya bukan dengan kita, tapi dengan orang-orang yang mampir di akun kita," kata Loina.

        Sebagai respons untuk menanggapi perkembangan TIK ini, Kementerian Komunikasi dan Informatika RI bersama Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) Siberkreasi melakukan kolaborasi dan mencanangkan program Indonesia Makin Cakap Digital. Program ini didasarkan pada empat pilar utama literasi digital: Kemampuan Digital, Etika Digital, Budaya Digital, dan Keamanan Digital. Melalui program ini, 50 juta masyarakat ditargetkan akan mendapat literasi digital pada tahun 2024.

        Baca Juga: Semangat Pancasila Tetap Harus Ditanamkan di Ruang Digital

        Webinar #MakinCakapDigital 2022 untuk kelompok masyarakat di wilayah Kota Mojokerto, Jawa Timur merupakan bagian dari sosialisasi Gerakan Nasional Literasi Digital yang diselenggarakan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika bekerja sama dengan Siber Kreasi. Kali ini hadir pembicara-pembicara yang ahli di bidangnya untuk berbagi terkait budaya digital, antara lain Ketua Prodi Ilmu Komunikasi SGU, ASPIKOM, MAFINDO, Loina Lalolo Krina Perangin-angin; Koordinator Nasional Arus Informasi Santri Nusantara (AIS Nusantara), Anifatul Jannah, S.I.Kom, MA; serta Dosen Politeknik Negeri Jember dan RTIK Jember, Muhammad Yunus, M.Kom.

        Untuk informasi lebih lanjut mengenai program Makin Cakap Digital 2022 hubungi info.literasidigital.id dan cari tahu lewat akun media sosial Siberkreasi, bisa klik ke Instagram @siberkreasi dan @literasidigitalkominfo.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Puri Mei Setyaningrum

        Bagikan Artikel: