Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Anak Buah Megawati 'Ngamuk' Soal Pernyataan SBY Sampai Ungkit Pemilu 2009, Anak Buah Mas AHY: Masih Aja Sakit Hati, Move On!

        Anak Buah Megawati 'Ngamuk' Soal Pernyataan SBY Sampai Ungkit Pemilu 2009, Anak Buah Mas AHY: Masih Aja Sakit Hati, Move On! Kredit Foto: Antara/Aditya Pradana Putra
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        PDIP merespons habis-habisan beberapa pernyataan yang terlontar dalam Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) Partai Demokrat yang dianggap menyinggung mereka, antara lain soal kecurangan pemilu yang akan terjadi di 2024 serta “proyek gunting pita”.

        Di antara pihak yang merespons keras pernyataan di Rapimnas Demokrat tersebut adalah Sekjen PDIP, Hasto Kristiyanto yang menyebut justru Pemilu di 2004 dan 2009 terjadi kecurangan dan mengakibatkan Megawati kalah.

        Menanggapi pernyataan Hasto tersebut, Kepala Badan Komunikasi Strategis DPP/Koordinator Juru Bicara DPP Partai Demokrat Herzaky Mahendra Putra meminta Hasto untuk Move On.

        “Padahal, ini sudah tahun 2022. Kan PDIP juga sudah menang di Pemilu 2014 dan 2019. Masak masih saja sakit hati tidak bisa menerima kekalahan mutlak dan terbesar sepanjang sejarah di tahun 2009 dari Pak SBY dan Partai Demokrat? Mari move on,” ujar Herzaky dalam keterangan resmi yang diterima redaksi wartaekonomi.co.id, Kamis (22/9/22).

        Baca Juga: Peluangnya Bikin Ngelus Dada, Rocky Gerung Sampai Sebut Maaf Soal Puan Maharani di Pilpres 2024: Bu Megawati Aja, Baru Satu Periode!

        Herzaky juga meminta anak buah Megawati tidak lagi mengeluarkan pernyataan-pernyataan yang menrutnya tergolong Hoax soal kecurangan Pemilu 2009.

        Terlebih itu sudah melalui proses hukum yang sah dan mengikat.

        “Hasto sebaiknya jangan sebar hoax terus. Seharusnya elit politik bisa memberikan contoh yang baik untuk rakyat. Menyampaikan informasi mengenai kejadian masa lalu yang memang ada data dan faktanya serta sudah terbukti secara hukum. Bukan malah menyebar hoax dan tuduhan secara serampangan di ruang publik,” ujar Herzaky.

        Untuk membantah tudingan bawahan Megawati tersebut, bahwa pemilu 2009 terjadi kecurangan Herzaky menyinggung pernyataan Menkopolhukam Mahfud MD yang menyebut kecurangan yang terjadi di 2009 itu bukan oleh Pemerintah SBY terhadap peserta pemilu seperti yang dituduhkan oleh Hasto dan teman-teman (kecurangan vertikal), melainkan kecurangan antar-pendukung parpol sebagai kontestan pemilu (kecurangan horizontal).

        Karenanya, dibanding hanya berspekulasi soal kecurangan, Herzaky kembali meminta Hasto tidak kembali berujar demikian mengingat saat ini rakyat sedang kesulitan dampak keputusan Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang menaikkan harga BBM.

        “Kasihan rakyat yang sedang susah. Sudah dibuat pusing dengan kenaikan harga BBM yang dilakukan pemerintah di tengah melonjaknya harga bahan-bahan pokok, padahal penghasilan rakyat tidak meningkat, sekarang malah tambah pusing mendengar rengekan Hasto yang tidak bisa berlapang dada menerima kekalahan mutlak ketika Pemilu 2009,” jelas anak buah Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) tersebut.

        Baca Juga: 'Pembusukan' Mulai Terlihat Menjelang Jabatan Habis, Rocky Gerung Kasih Angin Segar ke Anies Baswedan: Saya Bisa Taruhan, Setelah Anies…

        Atas dasar itu, dibanding hanya menunjukkan hal yang tak ikhlas mengenai hasil pemilu yang jauh telah berlalu, Herzaky meminta agar Hasto dan PDIP membantu rakyat.

        “Lebih baik beliau bantu rakyat yang saat ini banyak banget yang sedang susah karena kenaikan BBM, banyak yang tambah susah karena harga-harga bahan pokok, listrik, gas, terus melonjak, dan jadi pengangguran akibat pandemi. Buat hati rakyat jadi lebih tenang dengan pernyataan-pernyataan sejuk dan mendidik,

        Bukan lempar tudingan tak berdasar ke sana kemari, seakan tak ada empatinya kepada rakyat yang butuh ketenangan setelah dihujam dengan Pemerintahan Jokowi menaikkan harga BBM yang tinggi sekali, mencapai 33,33 persen,” jelasnya.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Bayu Muhardianto

        Bagikan Artikel: