Ketua Yayasan Gerakan Indonesia Mengajar, Hikmat Hardono mengungkapkan pendidikan di Indonesia Timur memiliki tantangan dan masalah yang masih cukup serius sama seperti daerah lain di Indonesia.
Namun, menurutnya, menyelesaikan masalah pendidikan di bagian Timur Indonesia tidak selalu dengan menggunakan cara pandang pemerintah yang ada di Jakarta.
"Kita punya pemahaman bahwa menyelesaikan masalah pendidikan itu tidak harus diselesaikan dengan cara-cara tunggal dengan cara-cara yang seragam dari perspektif negara atau perspektif Jakarta,"Kata Hikmat dalam Konferensi Pendidikan di Timur Indonesia di Kantor Kemendikbudristek, Jakarta Pusat, kemarin.
Ia menerangkan, kondisi pendidikan di Timur Indonesia mulai dari Maluku, Papua dan NTT, sebenarnya sangat beragam. Dalam pengamatannya, terdapat daerah-daerah yang memiliki kondisi saran dan prasarana pendidikan yang cukup baik.
Namun, ia tidak menampik bahwa masih terdapat daerah-daerah dengan kondisi sarana dan prasarana pendidikan yang masih dianggap kurang layak. Kondisi tersebut, menurutnya, menuntut perhatian lebih dari Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah hingga para pemerhati dunia pendidikan.
"Sebenarnya, sampai hari ini masih sangat menantang. Itu artinya kalau kita pilih cara fasilitas tidak selalu juga bahwa di Indonesia Timur rata-rata fasilitas kurang, tidak kayak gitu. Ada daerah yang fasilitas bagus tetapi ada juga tempat-tempat masih kurang atau perlu pembenahan," jelasnya.
Lebih lanjut ia menjelaskan, tantangan paling serius dalam pembangunan pendidikan di Timur Indonesia saat ini yakni membangun kerja sama Pemda dan seluruh pemangku kepentingan dalam menghadirkan suasana yang baik untuk pembenahan Sumber Daya Manusia.
"Tetapi, tantangan terbesar itu adalah kita butuh ekosistem yang kuat di daerah sehingga guru-guru berkualitas itu bisa hadir dan selalu ada di tengah sekolah dan desa," ungkapnya.
Adapun pelaksanaan konferensi Pendidikan di Timur Indonesia, tegasnya, dalam rangka menggali pengalaman dan menggalang dukungan pemerintah dan orang -orang di Jakarta untuk pembangunan manusia di Timur Indonesia. "Intinya, kita pengen dengar lebih baik dari akar rumput sekaligus juga menggalang orang-orang di Jakarta untuk mendengar lebih baik," katanya.
Baca Juga: Indonesia Mengajar Patahkan Stigma Pendidikan di Indonesia Timur
Konferensi yang berlangsung dua hari mulai 24-25 September 2022 ini menghadirkan para penggerak pendidikan dari beberapa wilayah, mulai dari Papua, Nusa Tenggara Timur dan Maluku.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Boyke P. Siregar
Editor: Boyke P. Siregar
Tag Terkait: