Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Apa Itu Front-end Engineering?

        Apa Itu Front-end Engineering? Kredit Foto: Unsplash/ Daria Shevtsova
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Front-end Engineering adalah seorang insinyur yang berfokus pada tampilan dan nuansa situs beserta fungsinya. Pengembang front-end biasanya menjadi bagian dari tim yang mengembangkan, merenovasi, atau memelihara situs web, baik sebagai departemen internal dalam perusahaan atau sebagai bagian dari penyedia solusi web pihak ketiga.

        Pengembang sering kali perlu mempelajari keterampilan presentasi dan harus dapat bekerja dengan anggota tim penjualan dalam upaya mencari calon pelanggan.

        Ada keterampilan dan kualitas pribadi lain yang dapat membantu seseorang berhasil sebagai Front-end Engineering, yaitu:

        Baca Juga: Apa Itu Quality Assurance?

        • Pengetahuan menyeluruh tentang bahasa pemrograman dan pengembangan perangkat lunak.
        • Kesediaan untuk mengikuti tren desain karena konsumen dapat berubah-ubah, dan banyak klien ingin situs web mereka mempertahankan daya tarik visual mereka.
        • Pengetahuan tentang copywriting web, manajemen konten, dan optimisasi mesin pencari (SEO).
        • Pengetahuan media sosial. Situs web dan konten harus dioptimalkan untuk berbagi media sosial. 
        • Keterampilan kerja tim yang sangat baik. Pengembang front-end biasanya merupakan bagian dari tim yang mencakup manajer proyek, copywriter, pengembang back-end, dan desainer grafis.
        • Kemampuan untuk memahami dan menafsirkan analisis situs.

        Front-end Engineering (FEE) yang baik akan mencerminkan semua persyaratan spesifik proyek klien dan menghindari perubahan signifikan selama fase eksekusi. Kontrak FEE biasanya memakan waktu sekitar 1 tahun untuk diselesaikan untuk proyek berukuran lebih besar. Selama fase FEE ada komunikasi yang erat antara Pemilik Proyek dan Operator dan Kontraktor Teknik untuk memenuhi persyaratan khusus proyek.

        Karena FEE berfokus pada pengalaman pengguna, penting bagi calon pengembang untuk memudahkan klien dan karyawan potensial untuk melihat pekerjaan mereka. Beberapa pengembang memiliki portofolio online yang memudahkan pihak berkepentingan untuk meninjau pekerjaan mereka.

        Seorang FEE menghabiskan sebagian besar hari mereka duduk di depan komputer, yang dapat mengakibatkan gejala fisik seperti kelelahan mata, cedera stres berulang, sakit punggung, sakit leher dan efek lain dari kurangnya aktivitas fisik. Ditambah lagi ketika dateline mendekat, pengembang mungkin diminta untuk bekerja malam atau akhir pekan.

        Namun pada akhirnya, setelah mendapatkan pengalaman sebagai pengembang front-end, biasanya banyak orang beralih ke pengembangan back-end atau menjadi manajer proyek. Salah satu dari opsi ini kemungkinan akan mengharuskan pengembang mendapatkan setidaknya gelar sarjana. Selain itu, pemberi kerja mungkin ingin individu tersebut memperoleh sertifikasi tambahan dalam pengembangan back-end dan keterampilan manajemen proyek.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Fajria Anindya Utami
        Editor: Fajria Anindya Utami

        Bagikan Artikel: