Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Jangan Kaget, Tokoh Ini Lebih Pilih Puan Maharani Dibanding Ganjar Pranowo: Dosanya Paling Sedikit!

        Jangan Kaget, Tokoh Ini Lebih Pilih Puan Maharani Dibanding Ganjar Pranowo: Dosanya Paling Sedikit! Kredit Foto: DPR
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Youtuber Guru Gembul secara terang-terangan membeberkan akan memilih Puan Maharani sebagai calon presidennya di Pilpres 2024.

        Dirinya membeberkan tiga alasan akan hal tersebut, namun rupanya ketiga alasan ini merupakan sebuah satire.

        Baca Juga: Angin Segar Buat Kubu Megawati, Reaksi Puan Maharani Dinilai Manusiawi: Dia Itu Aslinya Rendah Hati!

        Berpakaian serba hitam, dan berpeci hitam, Guru Gembul yang disebut-sebut memiliki nama asli Johan Riyadi ini, mengatakan bahwa dia sudah menentukan siapa yang akan menjadi calon atau bakal calon presiden yang akan dipilih. 

        “Yaitu ibu Puan Maharani. Ada 3 alasan mengapa saya memilih beliau,” kata Guru Gembul.

        Berikut tiga alasan Guru Gembul memilih Puan Maharani sebagai capres 2024:

        1. Buang suara

        Guru Gembul mengatakan, maksudnya adalah ada kalanya orang di satu sisi tidak percaya kepada pemerintahan, pada agenda-agenda pejabat, atau sudah tidak percaya pada orang-orang yang jadi pejabat atau calon pejabat, tapi ada dorongan etika demokrasi untuk tetap memilih. 

        “Pada akhirnya bisa diselesaikan kalau kita buang suara. Caranya memilih calon yang paling kecil potensinya untuk menang,” kata Guru Gembul.

        Dengan memilih Puan Maharani, kata dia, maka pemilih tidak dihinggapi perasaaan bersalah karena telah memajukan calon yang pada akhirnya mengkhianati rakyat. Karena calon yang dipilihnya memang tidak menang.

        2. Pejabat yang dosanya paling sedikit

        Guru Gembul mengatakan bahwa Puan Maharani adalah pejabat yang paling sedikit dosanya di mata Tuhan. Alasan dia, karena hujatan kepada pribadi Puan Maharanni jauh lebih banyak daripada yang dia lakukan selama ini. 

        Baca Juga: Dinilai Jutek Saat Bagikan Kaos, Loyalis Megawati Bantah Puan Maharani Tak Merakyat: Beliau Ingin...

        “Jadi yang menghujat banyak, tapi kerjanya kan lebih sedikit dari itu. Dalam kalkulasi pahala dan dosa, kalau kita mengumpat pada satu pihak, dosanya akan berkurang, pindah pada yang mengupatnya,” kata dia dengan tenang tappi sedikit tersenyum.

        Dia menjelaskan, Puan Maharani adalah salah satu pejabat di Indonesia yang paling banyak hujatannya. Jangankan publik secara umum, dalam podcast Deddy Corbuzer saya, komentar negatif terhadap Puan tampil di paling atas. Bahkan, kata dia, Ade Armando yang biasa membela pemerintah ketika disuguhkan nama Puan Maharani justru malah membelot, menghujat.

        “Dengan alasan ini, Ibu Puan Maharani adalah orang yang tabungan pahalanya lebih banyak dari dosanya. Kita kan memilih yang paling sedikit dosanya,” kata dia.

        Baca Juga: Orang PDIP Ungkap Puan Maharani Akan Adakan Pertemuan dengan Airlangga Hartarto, Bahas Kemungkinan Koalisi?

        3. Korban politik

        Guru Gembul atau Johan Riyadi melanjutkan, yang ketiga ini adalah menduga bahwa Puan Maharani adalah korban politik. Dugaannya, Puan Maharani sebetulnya tidak ingin jadi pejabat, melainkan bidang-bidang lain. Tapi gara-gara di lingkungan terdalam kekuasaan di mana keluarganya secara turun-temurun jadi presiden maka dia pun didorong untuk jadi presiden. 

        Dia pun mengatakan, siapa yang disalahkan bila Puan Maharani jadi korban politik? Guru Gemul menjawab sendiri tentu bukan Puan Maharani, melainkan orang yang punya ambisi berlebihan yang sampai-sampai mengorbankan Puan Maharai sampai diolok-olok, juga mengorbankan rakyat karena menjadikan orang yang tidak mau dan tidak mampu dipaksa untuk jadi pejabat publik.

        Baca Juga: Anak Megawati Jutek Saat Bagikan Kaos, Senyum Puan Maharani Dicap Cuma Tipuan: Cocok Jadi Pemimpin?

        “Jadi ada dua pihak yang jadi korban. Ibu Puan Maharani di satu sisi, dan rakyat Indonesia di sisi lain,” pungkasnya.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Aldi Ginastiar

        Bagikan Artikel: