Bos Pentagon Masih Waswas Taiwan bakal Diacak-acak China karena...
Menteri Pertahanan Amerika Serikat Lloyd Austin mengatakan pada Minggu (2/9/2022) bahwa dia melihat tidak ada invasi dekat Taiwan oleh China.
"Saya tidak melihat invasi yang akan segera terjadi," kata Austin dalam sebuah wawancara yang disiarkan di CNN.
Baca Juga: Wakilnya Biden Blak-blakan Nyatakan 'Posisi' Terbaru Amerika pada Taiwan, Simak!
Tetapi, Austin mengatakan Beijing berusaha untuk membangun "normal baru" dengan kegiatan militernya di sekitar pulau itu.
"Apa yang kami lihat adalah China bergerak untuk menetapkan apa yang kami sebut normal baru. Peningkatan aktivitas - kami melihat sejumlah penyeberangan garis tengah Selat Taiwan dengan pesawat mereka. Jumlah itu meningkat dari waktu ke waktu. Kami telah melihat lebih banyak aktivitas dengan kapal permukaan dan perairan mereka di dalam dan sekitar Taiwan," terangnya.
AS dan sekutunya telah menanggapi latihan dengan terus berlayar melalui wilayah tersebut.
Sebuah kapal perang Angkatan Laut AS dan fregat Kanada melakukan transit rutin melalui Selat Taiwan pada 20 September.
AS akan terus bekerja dengan sekutu dan mitranya "untuk memastikan bahwa kami mempertahankan Indo-Pasifik yang bebas dan terbuka," kata Austin dalam sebuah wawancara di "GPS Fareed Zakaria" CNN yang direkam pada Jumat (30/9/2022).
Selat Taiwan yang sempit sering menjadi sumber ketegangan militer sejak pemerintah Republik China yang kalah melarikan diri ke Taiwan pada tahun 1949 setelah kalah perang saudara dengan komunis, yang mendirikan Republik Rakyat China.
"AS sedang bekerja untuk membuka kembali saluran komunikasi militer dengan China, sesuatu yang sangat penting bagi kedua negara," kata Austin.
China pada Agustus menghentikan kerja sama dengan Amerika Serikat di sejumlah bidang, termasuk dialog antara komandan militer tingkat senior, sebagai pembalasan atas kunjungan Pelosi ke Taiwan.
Austin mengatakan dia telah berkomunikasi melalui telepon dan secara langsung dengan rekannya dari China, Menteri Pertahanan Wei Fenghe, yang setuju bahwa komunikasi terbuka itu penting.
"Kami akan melakukan segala yang kami bisa untuk terus memberi sinyal bahwa kami ingin saluran-saluran itu terbuka dan saya berharap China akan mulai lebih condong ke depan dan bekerja sama dengan kami," katanya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Muhammad Syahrianto
Tag Terkait: