Kemenparekraf Dorong Mahasiswa ISI Yogyakarta Kembangkan Seni sebagai Atraksi Wisata Budaya
Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) mendorong mahasiswa Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta untuk dapat mengembangkan seni sebagai atraksi wisata budaya sehingga berdampak positif terhadap pembangunan dan membuka peluang lapangan kerja.
Direktur Pengembangan Destinasi I Kemenparekraf Wawan Gunawan saat menjadi pembicara pada kegiatan kuliah umum dalam rangka program "Praktisi Mengajar" yang digelar oleh Jurusan Teater, Fakultas Seni Pertunjukan, Institut Seni Indonesia (ISI), Kamis (29/9/2022) mengatakan, Kemenparekraf siap memberikan pendampingan dan pelatihan yang dibutuhkan para mahasiswa dalam mengembangkan seni sebagai atraksi wisata budaya dengan mengedepankan pilar adaptasi, inovasi, dan kolaborasi.
Baca Juga: Menparekraf Ajak Investor Singapura Berinvestasi di Sektor Pariwisata
"Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif siap mendorong dan mendampingi ISI Yogyakarta untuk mengembangkan seni sebagai atraksi wisata budaya agar ke depan menjadi lebih baik. Mahasiswa juga harus dapat mengembangkan seni sehingga dapat meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pengelolaannya sehingga memberikan manfaat ekonomi dan nilai tambah kepada masyarakat lokal," kata Wawan Gunawan dalam keterangan tertulisnya, Selasa (4/10/2022).
Ragam seni yang ada Indonesia memiliki potensi yang besar untuk bisa dikembangkan sebagai atraksi wisata budaya. Hal ini selaras dengan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2017 tentang Pemajuan Kebudayaan.
Baca Juga: Resmikan Plaza Saraswati, Kemenparekraf Harap Poltekpar Bali Jadi Center of Excellent
Menurut Wawan, ada tiga isu strategis dalam mengembangkan seni sebagai atraksi wisata budaya, yaitu kebudayaan sebagai daya tarik wisata, membaca tradisi dengan cara modern, serta pemahaman bahwa budaya semakin dilestarikan semakin menyejahterakan.
Selain itu, Wawan Gunawan, yang juga dikenal sebagai seorang maestro Dalang Wayang Ajen ini, mengatakan ada semangat 7 nilai yang dapat diimplementasikan dalam pengemasan seni sebagai atraksi wisata budaya, yaitu nilai spiritual, nilai budaya, nilai kreatif, nilai ekonomi, nilai komunikasi, nilai komitmen, dan nilai kontinyu atau berkelanjutan.
"Selain itu ada 5W Wiraga, Wirasa, Wirahma, Wirupa, Wiwaha dan 4R Raga, Rasa, Rasio, dan Ruh yang harus diimplementasikan untuk membuat seni menjadi atraksi wisata budaya," kata Wawan.
Sebagai seorang praktisi atraksi wisata budaya, nilai-nilai ini dikatakannya sudah diterapkan dalam Wayang Ajen di berbagai kesempatannya tampil di event-event nasional maupun internasional.
Baca Juga: Kemenparekraf Dukung Bali Fab Fest, Sandiaga Uno: Bangkitkan Ekonomi dan Buka Lapangan Kerja!
"Sejalan dengan arah pandang Menparekraf Sandiaga Salahuddin Uno, kunci keberhasilan dalam pengembangan atraksi wisata budaya yaitu melalui inovasi, adaptasi, dan kolaborasi dengan semangat Gercep, Geber, dan Gaspol," kata Wawan.
Wawan berpesan pada mahasiswa agar tantangan dan hambatan tidak dijadikan sebagai hal yang menakutkan. Sebaliknya, tantangan dan hambatan merupakan sebuah peluang.
Baca Juga: Menparekraf Bahas Kerja Sama Wisata Cruise dengan Menteri Perdagangan Singapura
"Semuanya bisa menjadi peluang. Jika kita bijaksana menyikapi sebuah tantangan dan hambatan dengan kerja keras, kerja cerdas, kerja tuntas, dan kerja ikhlas. Bagaimana mengemas seni teater bisa menjadi atraksi wisata budaya. Saya kira potensi seni teater luar biasa," ucap Wawan.
Selain Wawan Gunawan, turut hadir sebagai pembicara di kegiatan tersebut yakni maestro seni teater dari Teater Koma Jakarta, yaitu Nano Riantiarno, Ratna Riantiarno, dan Sari Madjid. Mereka berbagi kisah dan tips dalam membangun dan menjaga konsistensi berteater, di antaranya melalui kerja keras, disiplin, serta soliditas tim.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Ayu Rachmaningtyas Tuti Dewanto
Editor: Ayu Almas
Tag Terkait: