Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Ridwan Kamil: Investasi Hijau Jabar Paling Moncer

        Ridwan Kamil: Investasi Hijau Jabar Paling Moncer Kredit Foto: Biro Adpim Setda Pemdaprov Jabar
        Warta Ekonomi, Bandung -

        Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil optimis daerahnya unggul dalam investasi hijau khususnya terkait energi terbarukan dan otomotif listrik yang saat ini mutlak diperlukan.

        Selain memiliki infrastruktur yang baik, menurutnya, Jawa Barat pun kaya akan potensi yang diperlukan untuk industri tersebut.

        Dia menyontohkan, industri kendaraan listrik membutuhkan komponen penunjang yang tidak dikerjakan oleh perusahaan berskala besar. Bahkan, di Jawa Barat, sudah terdapat produsen komponen tersebut yang dikerjakan berbagai pelaku UMKM.

        Baca Juga: WJIS 2022: Indonesia Masih Jadi Destinasi Investasi Menjanjikan

        Dengan begitu, ia pun tidak khawatir dengan sejumlah produsen otomotif yang berencana membangun pabrik di luar Jawa Barat. 

        "Kami optimis di Jawa Barat industri otomotif listrik dan energi terbarukan akan lebih unggul," kata Ridwan Kamil kepada wartawan usai menghadiri pembukaan West Java Investment Summit 2022 (WJIS) di Bandung, Kamis (6/10/2022).

        Adapun, Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Barat, Setiawan Wangsaatmaja, mengatakan pihaknya bersama Bank Indonesia menggelar WJIS 2022 dengan tema 'Green Investment: Food Security and Renewable Energy - Securing The New Future'.

        "Mengacu pada investasi hijau berkelanjutan berfokus pada ketahanan pangan serta transisi energi menuju energi baru dan terbarukan," katanya. 

        Baca Juga: WJIS 2022 Tawarkan Energi Terbarukan, Apindo Jabar: Ini Penting!

        Berkenaan dengan ketahanan pangan, Sekda yang menjadi pembicara dalam kesempatan tersebut, mamaparkan kondisi sejumlah bahan pokok di Jawa Barat.

        "Beras, daging ayam, jagung, cabai rawit, cabai merah, hingga bawang merah, ada pada kondisi surplus di mana ketersediaannya lebih besar dari pada kebutuhan," katanya. 

        Adapun, untuk gula pasir, daging sapi, dan minyak sayur, juga pada kondisi aman dengan jumlah ketersediaan yang lebih banyak dari pada kebutuhan masyarakat.

        Menurutnya, ketahanan pangan di Jabar juga dipengaruhi sejumlah faktor, seperti kondisi lahan dan topografi. Namun, dia mengakui terdapat tantangan apalagi saat ini lahan pertanian berebut dengan pesatnya perkembangan industri dan perumahan. 

        Kondisi ini ditambah mayoritas kepemilikan lahan dan ternak yang rendah sehingga pengembangan area budidaya menjadi terbatas.

        Tema lainnya yang dibahas Setiawan pada helatan WJIS 2022, yakni terkait energi baru dan terbarukan (EBT). Setiawan membeberkan porsi energi baru terbarukan di Jabar.

        Baca Juga: WJIS 2022: Realisasi Investasi Jabar Tembus Rp83 Triliun pada Semester I 2022

        Total porsi energi di Jabar yakni 25,87 million tonne of oil equivalent (MTOE), dengan komposisi minyak 39,6% atau 7,93 MTOE, gas 25,8% 6,68 MTOE, batu bara 20,1% setara 5,21 MTOE, dan energi baru dan terbarukan sebanyak 23,4% atau sama dengan 6,06 MTOE. 

        Sementara itu, untuk potensi energi baru dan terbarukan di Jabar, di antaranya tenaga angin 12.727 MW, tenaga air 3.508 MW, tenaga matahari 156.63 GWP, city waste biomass 470.82 MWE, industrial waste biomass 167.5 MWE, dan geothermal 5.956,80 MW.

        "Jawa Barat punya banyak gunung, tidak cuma gunung tapi juga laut, juga yang lainnya, Jabar memang lengkap," katanya. 

        Dia menambahkan, di Jabar setidaknya sudah terdapat sekitar 72 micro hydro power plant, 144 solar power plant, 9 geothermal power plant, dan 39 mini hydro power plant.

        Baca Juga: Sistem Birokrasi Jabar Harus Terapkan Digitalisasi!

        Jabar juga berkomitmen fokus terhadap transisi energi untuk mengantisipasi terjadinya krisis energi. Misalnya dengan gencar menggunakan dan menyosialisasikan penggunaan kendaraan listrik.

        Pengaplikasian panel surya di atap bangunan, penggunaan generator listrik di sektor perusahaan, dan tak boleh ketinggalan yakni peningkatan kapasitas sumber daya manusianya. 

        "Kondisi-kondisi pada sektor ketahanan pangan maupun energi baru terbarukan, merupakan potensi yang dapat menjadi gambaran untuk para investor berinvestasi di Jabar pada tema green investment atau investasi hijau," pungkasnya.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Rahmat Saepulloh
        Editor: Ayu Almas

        Bagikan Artikel: