Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Achmad Nur Hidayat Sebut Penetapan 6 Tersangka Tragedi Kanjuruhan Berdarah Belum Cukup: Jokowi Harus Bertanggung Jawab!

        Achmad Nur Hidayat Sebut Penetapan 6 Tersangka Tragedi Kanjuruhan Berdarah Belum Cukup: Jokowi Harus Bertanggung Jawab! Kredit Foto: Tangkap Layar/YouTube Sekretariat Presiden
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Tragedi berdarah di stadion Kanjuruhan Malang yang menewaskan hampir 200 orang sudah jadi sorotan dunia. Baik media luar negeri atau pun laga-laga sepak bola luar negeri sudah menjadikan kasus ini sebagai isu yang mereka soroti.

        Pakar Kebijakan Publik Narasi Institute Achmad Nur Hidayat menilai apa yang terjadi dalam tragedi tersebut menjadikan stadion Kanjuruhan monumnen pembantaian ratusan orang.

        “Stadion Kanjuruhan Malang kini telah berubah menjadi monumen saksi bisu pembantaian seratusan lebih anak manusia tidak berdosa dalam sebuah event pertandingan sepak bola. Olahraga yang harusnya menjadi alat perekat, berkompetisi secara fair dan sehat dalam tragedi Kanjuruhan telah berubah menjadi arena Medan pembantaian anak manusia tidak berdosa,” jelas Achmad dalam keterangan resmi yang diterima redaksi wartaekonomi.co.id, Jumat (7/10/22).

        Mengenai perkembangan terbaru dengan penetapan 6 tersangka, Achmad menilai masih belum cukup.

        Baca Juga: Achmad Nur Hidayat Sebut Pencopotan Kapolres Malang Terkait Tragedi Kanjuruhan Belum Cukup: Kapolda Jatim dan Iwan Bule Harus Tanggung Jawab

        Hal ini karena Achmad menganggap tragedi Kanjuruhan merupakan hal yang luar biasa sehingga Presiden Joko Widodo (Jokowi) harus ikut bertanggung jawab.

        “Presiden dalam hal ini mesti bertanggung jawab atas genocide yang terjadi di Kanjuruhan. Seratus lebih nyawa yang melayang di Kanjuruhan adalah nyawa nyawa anak Bangsa yang tidak berdosa. Menetapkan Dirut LIB dan 5 tersangka lainnya atau pun pemberhentian Kapolres Malang menurut kami tidak lah cukup untuk tragedi ini,” jelas Achmad.

        Tak berhenti sampai di situ, Achmad menyoroti salah satu janji Jokowi di masa lalu terkait dunia sepak bola di Indonesia.

        Dalam hal ini Achmad mengutip pemberitaan pada laman tribunnews tanggal 5 Juni 2014. Di laman tersebut termuat: Mantan Wali Kota Solo ini berani menjamin saat dirinya terpilih nanti sebagai presiden, potensi sepakbola Papua akan dioptimalkan. Dengan pengoptimalan itu, Jokowi juga berani jamin sepakbola Indonesia bisa menjadi juara.

        "Kalau tidak juara, saya berani di (gaya potong leher). Nanti saya urus setelah saya jadi presiden," tutur Jokowi.

        Baca Juga: Ngeri! Dapat Undangan dari 70 Relawan Anies Baswedan untuk Orasi, Rocky Gerung Kasih Syarat yang 'Berat': Saya Ingin Menguji Anies!

        “Presiden harus ikut bertanggung jawab atas Tragedi ini. Bahkan salah satu janji kampanye presiden Jokowi adalah berani potong leher jika sepak bola Indonesia tidak juara. Entah leher siapa,” tambahnya.

        “Dan dalam Tragedi Kanjuruhan menunjukkan sepak bola Indonesia saat ini bukan saja tidak juara bahkan terancam sepakbola Indonesia akan disanksi oleh FIFA. Jokowi harus bertanggung jawab akan janji janjinya,” tambahnya.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Bayu Muhardianto

        Bagikan Artikel: