Kementrian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PU-Pera) melalui Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) menargetkan uji coba teknologi sistem transaksi tol non tunai nirsentuh atau Multi Lane Free Flow (MLLF) dimulai pada akhir tahun ini.
"Kami harapkan teknologi ini bisa mulai dilakukan uji coba pada akhir tahun ini," ungkap Kepala Sub Bidang Operasi dan Pemeliharaan I BPJT Kementerian PUPR Galuh Permana Waluyo di Jakarta, kemarin.
Ia menambahkan uji coba dilakukan sebelum sistem dengan teknologi tersebut resmi diterapkan di seluruh tol. Teknologi MLFF merupakan teknologi yang memungkinkan pengguna jalan tol melakukan proses pembayaran tol tanpa berhenti.
MLFF menggunakan teknologi Global Navigation Satellite System (GNSS) dan memungkinkan pengguna tol melakukan transaksi melalui aplikasi khusus di smartphone. Manfaat penerapan teknologi MLFF antara lain dapat menghilangkan kemacetan di gerbang tol karena tidak adanya antrean kendaraan, termasuk mengurangi polusi dan emisi karbon.
Manfaat lainnya yaitu mendukung digitalisasi pembayaran dengan membuka opsi kepada seluruh instrumen pembayaran. Sistem itu juga memungkinkan serta efisiensi biaya operasional pengumpulan tol oleh Badan Usaha Jalan Tol (BUJT).
BPJT Kementrian PU-Pera mengungkapkan Bank Dunia mencatat ada kerugian sekitar US$4 miliar per tahun akibat kemacetan atau jika terjadi kemacetan di jalan tol. "Hal ini tentunya berpengaruh pada produktivitas di Indonesia karena banyak hal-hal yang terhambat," imbuh Galuh.
Kepala Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Kementerian PUPR Danang Parikesit mengungkapkan rencana uji coba sistem itu akan dilaksanakan pada Desember 2022. Pemberlakuan penuh MLFF akan dilaksanakan pada 2023 atau 2024 setelah melalui serangkaian uji coba dan masa transisi.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Boyke P. Siregar
Editor: Boyke P. Siregar
Tag Terkait: