Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Ekonomi Ukraina Gelap di 2023, Ini Harapan IMF tapi Kenyataannya Bikin Dada Sesak

        Ekonomi Ukraina Gelap di 2023, Ini Harapan IMF tapi Kenyataannya Bikin Dada Sesak Kredit Foto: Reuters/Viacheslav Ratynskyi
        Warta Ekonomi, Washington -

        Harga konsumen di Ukraina mungkin melonjak lebih dari 20% tahun ini, menurut perkiraan IMF yang dirilis pada Selasa (11/10/2022). Dana Moneter Internasional itu juga mengharapkan perlambatan yang signifikan dalam ekonomi negara.

        PDB Ukraina dapat menyusut hingga 35% pada tahun 2022, menurut perkiraan IMF. Kenaikan harga konsumen yang diharapkan sebesar 20,6% tahun ini –akibat dari konflik militer yang sedang berlangsung– akan menyusul angka inflasi 9,4% pada tahun 2021. Pertumbuhan PDB Ukraina untuk tahun 2021 mencapai 3,4%.

        Baca Juga: Dahulukan Sekutu, Jerman Ngegas Kirim Sistem Pertahanan Udara Ultra-modern ke Ukraina

        Sementara menegaskan kembali penilaian April tentang "perkiraan kontraksi 35% di Ukraina pada 2022," dana tersebut, bagaimanapun, menahan diri untuk tidak membuat perkiraan jangka panjang untuk negara itu, dengan alasan "tingkat ketidakpastian yang luar biasa tinggi."

        Menurut IMF, krisis Ukraina terus mempengaruhi kawasan Eropa dan juga mendorong harga pangan di pasar global dan menyebabkan "kesulitan serius bagi rumah tangga berpenghasilan rendah di seluruh dunia, dan terutama di negara-negara berpenghasilan rendah."

        Laporan tersebut menekankan bahwa konflik telah menyebabkan krisis energi yang parah di Eropa, yang secara tajam meningkatkan biaya hidup dan menghambat kegiatan ekonomi.

        "Lebih dari sepertiga ekonomi global akan berkontraksi tahun ini atau tahun depan, sementara tiga ekonomi terbesar -Amerika Serikat, Uni Eropa, dan China- akan terus terhenti," kata IMF.

        Analis IMF memperkirakan pertumbuhan global melambat menjadi 2,7% tahun depan, 0,2 poin persentase lebih rendah dari perkiraan Juli, dan mengantisipasi 2023 akan "terasa seperti resesi" bagi jutaan orang di seluruh dunia.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Muhammad Syahrianto

        Bagikan Artikel: