Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Transisi Energi Sepenuhnya Berada dalam Ranah Kepentingan Publik

        Transisi Energi Sepenuhnya Berada dalam Ranah Kepentingan Publik Kredit Foto: PLN
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Rencana pemerintah untuk mencapai net zero emission (NZE) pada 2060 dapat terwujud dengan adanya transisi energi dari fosil menjadi energi hijau melalui beberapa kebijakan yang ditetapkan. 

        Program Manager-Sustainable Energi Access Institute for Essential Service Reform (IESR), Marlistya Citraningrum menyebut bahwa transisi energi sepenuhnya berada di dalam ranah public interest dan ini adalah kepentingan publik karena energi adalah hak asasi hak mendasar.

        "Artinya ketika ada transisi energi yang terjadi dampaknya baik positif ataupun negatif itu akan memengaruhi semua orang, maka kita harus percaya, kita harus menanamkan paradigma itu ketika kita berbicara transisi energi, ini juga adalah untuk kepentingan publik," ujar Marlistya dalam Indonesia Sustainable Energy Week dipantau virtual, Kamis (13/10/2022).

        Baca Juga: Transisi Energi Harus Dilakukan secara Bersih dan Tak Timbulkan Dampak Negatif

        Maka dari itu, keputusan-keputusan yang diambil baik oleh pemerintah di level manapun harus merupakan perwakilan dan keseimbangan untuk masyarakat yang memiliki profil beragam. 

        "Keputusan yang diambil baik oleh pemerintah di level mana pun itu harus merupakan perwakilan dan keseimbangan antara pilihan yang berbeda untuk profil yang berbeda untuk kelompok masyarakat yang berbeda yang bisa memberikan dampak yang optimal untuk mereka," ujarnya. 

        Marlistya mengatakan keputusan yang diambil oleh pemerintah terkait transisi energi tidak boleh hanya berbasis terhadap data, angka ataupun statistik saja, melainkan juga harus melibatikan empati dan engagement.

        Empati di sini adalah melihat kepada dampak yang akan dihadapi oleh kelompok masyarakat yang berbeda-beda, sedangkan engagement bagaimana memasukan mereka dalam proses pengambilan keputusan untuk kebijakan transisi energi. 

        "Kita tidak bisa bilang kita beralih ke energi bersih tapi menyengsarakan orang yang sebelumnya bekerja di sektor terkait di industri energi fosil, kalau kita mau melakukan transisi yang adil maka semua orang harus merasakan dampak positif dan kita meminimalisasi dampak negatif dari transisi energi," ungkapnya. 

        Kemudian prinsip terakhir dari transisi energi adalah harus memastikan kepentingan publik, hajat hidup orang banyak.

        "Orang-orang terdampak dari transiai energi itu dipertimbangkan, dimasukan dalam perencanaan dan eksekusinya sehingga bisa terwujud sebuah transiai yang berkeadilan dan tidak ada yang tertinggal dan terdampak negatif dari transiai energi," tutupnya.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Djati Waluyo
        Editor: Rosmayanti

        Bagikan Artikel: