Soal Pertemuan Presiden Jokowi dengan Teman-teman UGM Usai Gugatan Ijazah Palsu, Rocky Gerung: Itu Bahasa Tubuh Bukan Bahasa Hukum
Akademisi sekaligus filsuf Indonesia, Rocky Gerung mengatakan pertemuan Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada Minggu (16/10/2022) dengan teman satu angkatan di Universitas Gajah Mada (UGM) di Yogyakarta memiliki pesan tersendiri.
Menurut Rocky, presiden berusaha menyampaikan pesan melalui bahasa tubuhnya. Sayangnya, ini tidak terlalu kuat untuk memenangkan gugatan di pengadilan.
“Pak Jokowi merasa perlu untuk menerangkan dengan bahasa tubuh bukan dengan Bahasa Hukum itu soalnya tuh. Kalau bahasa hukum nanti di pengadilan kita kita tonton,” kata Rocky melalui youtube channelnya Rocky Gerung Official, Selasa (18/10/22).
Bambang Tri Mulyono, penulis buku Jokowi Undercover sebelumnya mendaftarkan gugatan soal dugaan ijazah palsu Jokowi ke PN Jakpus pada Senin, 3 Oktober 2022. Gugatan Bambang telah terdaftar dengan nomor perkara 592/Pdt.G/2022/PN.Jkt.Pst.
“Gugatan ini kan udah didaftarkan dan sudah mulai peradilannya kan. Jadi testimoni itu di depan pengadilan bukan di dalam pertemuan-pertemuan ala kadarnya tuh,” kata Rocky.
“Tentu kita harus kasih poin bahwa pengadilan menerima pengaduan itu dan gugatan itu, jadi ada alasannya,” tambahnya.
Menurut Rocky, pertemuan Jokowi dengan teman-temannya kemarin juga terlalu sempurna karena video kemarin ini di-upload oleh akun resmi Sekretariat Presiden dengan judul Momen Keakraban Presiden Jokowi dengan Teman Semasa Kuliah, Yogyakarta, 16 Oktober 2022.
“Orang anggap yang ngapain juga ada teman-teman di situ datang untuk bertanya-tanya mengenai wisuda lalu membawa ijazah mereka masing-masing. Dan itu pasti fotokopian kan, bahkan ada yang nunjukin di handphone (foto),” kata dia.
Jadi menurut Rocky hal itu terlalu sempurna sebagai sesuatu yang tidak diperlukan sebetulnya oleh Presiden Jokowi jika ingin membuktikan kebenaran.
Baca Juga: ''Paling Bodoh atau Paling Loyalis'', Tetap Mengusung Anies Baswedan, NasDem Masih Bersama Jokowi!
“Jadi tinggal pembuktian kembali bahwa itu verified biasa saja. Nah verifikasi itu yang paling sempurna adalah verifikasi barangnya. Sah apa enggak tuh barangnya (ijazah) bukan kesaksian dari penandatangan,” kata dia.
“Kan ini cuman membawa berkas doang ini, kan pemeriksaan benda yang secara fisik bisa diuji di laboratorium. Ini sangat sederhana tapi justru kerumitan yang sekarang membuat orang-orang makin gak percaya,” tambahnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Sabrina Mulia Rhamadanty
Editor: Sabrina Mulia Rhamadanty