Setelah pemerintah melarang ekspor bijih nikel, Kementrian Perindustrian akan mendorong pelarangan ekspor silika guna memperkuat hilirisasi di dalam negeri.
Menteri Perindustrian, Agus Gumiwang Kartasasmita mengatakan pihaknya telah mengusulkan larangan ekspor silika untuk memperkuat industri semikonduktor di dalam negeri.
"Tembaga, timah, bauksit dan saya juga akan mengusulkan silika karena ini jadi bagian penting untuk mengembangkan industri semikonduktor. Kami dari Kementerian Perindustrian sangat serius untuk mendorong itu," ujar Agus saat ditemui usai acara Cut The Tosh, Selasa (18/10/2022).
Baca Juga: Percepat Transisi Energi, Kemenperin Siapkan Program Jitu
Agus mengatakan, kebijakan tersebut ditujukan untuk mengakomodasi peluang pasar yang besar bagi produk elektronika.
Selain itu, adanya perkembangan perangkat telekomunikasi dan otomotif khususnya kendaraan listrik, serta digitalisasi di banyak sektor juga semakin membuka kesempatan bagi industri semikonduktor.
"Dengan adanya regulasi mengenai larangan ekpor bahan-bahan mentah, pasti akan menumbuhkembangkan investor yang masuk baik itu penanaman modal dalam negeri maupun penanaman modal asing," ujarnya.
Agus optimis langkah pemerintah untuk menghentikan ekspor pada komoditas tambang mentah akan diikuti dengan pertumbuhan industri di dalam negeri.
"Kaya nikel, sebelum melarang ekspor, itu industrinya belum tumbuh. Nah begitu ditutup langsung industrinya tumbuh, investor masuk karena mereka mendekatkan diri ke suplai bahan baku," ungkapnya.
Lanjutnya, pemberlakukan pelarangan ekspor pada sejumlah komoditas tambang bertujuan untuk menciptakan industri baru yang berdampak pada penciptaan lapangan kerja yang masif.
Bukan hanya itu, ia meyakini bahwa pemerintah akan terbuka bagi para pelaku usaha dalam negeri yang ingin menanamkan modalnya di proyek hilirisasi.
"Investor kan bisa dari mana saja, kalau nanti BUMN duluan, enggak masalah, sehingga nilai tambahnya tetap di Indonesia sehingga bisa menciptlan pekerjaan yang lebih banyak. Hilirisasi penting, ujungnya job creation," tutupnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Djati Waluyo
Editor: Rosmayanti