Butuh Sinergi Pemerintah, Hari Kedua HLIGM-FRPD 2022: Suara Penyandang Disabiltas Telah Didengar!
Pertemuan High-Level Intergovernmental Meeting on the Final Review of the Implementation of the Asian and Pacific Decade of Disabled Persons (HLIGM-FRPD) kembali digelar pada hari, Kamis (20/10/2022). Dalam pertemuan hari kedua ini bertujuan membahas kebijakan dan strategi untuk inklusif disabilitas pembangunan di Asia dan Pasifik.
Maulani Agustiah Rotinsulu selaku Secretary General of ASEAN Disability Forum dan Ketua Himpunan Wanita Disabilitas Indonesia (HWDI) mengatakan pada hari kedua ini delegasi mendengar suara-suara dari penyadang disabilatas mengenai isu-isu darurat yang berkembang di negara anggota United Nations Economic and Social Commission for Asia and the Pacific (UNESCAP).
Baca Juga: Menko PMK Sebut Pemerintah Terus Perkuat Komitmen Pembangunan Berperspektif Penyandang Disabilitas
"Hari kedua ini lebih memperkenalkan dan mempersilahkan mendengar suara-suara dari masyarakat organisasi penyandang disabilitas dan juga komite-komite konvensi hak-hak penyandang disabilitas yang berada di UN. Konvensi hak-hak penyandang disabilitas sudah mempunyai komisioner," kata Maulani saat ditemui disela pertemuan hari kedua HLIGM-FRPD 2022, Kamis (20/10/2022).
Maulani mengungkapkan Pemerintah Indonesia sendiri sudah memiliki kebijakan yang bagus dalam pemenuhan hak-hak penyandang disabilitas. Namun, ia menyebut implementasinya di Pemerintah daerah masih kurang.
"Kami telah melakukan pengkajian-pengkajian serta memonitor di tingkat provinsi dan kabupaten kota. Dari kajian yang dilakukan Himpunan Wanita Disabilitas Indonesia menyebut 10 kota di Indonesia itu rata-rata dinas-dinas itu belum mengerti sama sekali belum mengerti tentang konsepsi penyandang disabilitas ini,' jelasnya.
Untuk itu, Maulani berharap para penyandang disabilitas diikut sertakan dalam pengambil keputusan dalam pemenuhan hak-hak penyandang disabilitas.
Baca Juga: Mensos Risma Colek Keterlibatan Swasta dan BUMN dalam Pekerjakan Penyandang Disabilitas
"Harapannya mungkin listen istilahnya beharap Pemerintah Daerah melibatkan kita dengan mendengar. Jadi bukan melibatkan hanya justifikasi. Kita diundang, duduk tapi keluardari situ mereka enggak mempertimbangkan suara kita,"
Maulani menekankan ini merupakan tantangan bagi Pemerintah Daerah dalam melakukan implementasi dari kebijakan Pemerintah Pusat agar dapat dirasakan masyarakat penyandang disabilitas di daerah.
Baca Juga: Mensos Risma Gandeng Penyandang Disabilitas dalam Pertunjukan Seni di Pembukaan HLIGM-FRPD 2022
Sebelumnya, Executive Secretary of UNESCAP and Under Secretary General of the UN DR. Armida Salsiah Alisjahbana menyatakan, tujuan konferensi ini adalah melakukan review, asesmen terhadap progres implementasi strategi Incheon, setelah 10 tahun. Yang kedua membangun komitmen anggota ESCAP meningkatkan aksesibilitas bagi penyandang disabilitas, termasuk akses transportasi umum yang inklusif dan upaya-upaya rehabilitasi sosial yang telah dilakukan.
Baca Juga: Depan Delegasi Internasional, Muhadjir Effendy Bawa Harapan Penyandang Disabilitas: Saya Yakin...
Tujuan ketiga perumusan rencana ke depan yang menandai dasawarsa ke-4 tahun 2023 sampai dengan 2032 yang akan dirumuskan Jakarta Declaration.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Rena Laila Wuri
Editor: Aldi Ginastiar
Tag Terkait: