Mensos Risma Gandeng Penyandang Disabilitas dalam Pertunjukan Seni di Pembukaan HLIGM-FRPD 2022
High-level Intergovernmental Meeting on the Final Review of the Implementation of the Asian and Pacific Decade of Disabled Persons (HLIGM-FRPD) 2022 resmi dibuka oleh Menteri Koordinator bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy mewakili Presiden Indonesia Joko Widodo, Rabu (19/10/2022). Agenda tersebut akan digelar pada 19-21 Oktober 2022.
Pertemuan HLIGM-FRPD diawali dengan pertunjukan seni tari rejang dewa yang ditampilkan oleh penari dengan penyadang disabilitas. Kemudian dilanjutkan penampilan dari Ardha Krishna Pratama, anak 15 tahun penyadang disabilitas yang menyanyikan lagu 'Ojo Dibandingke'.
Baca Juga: Mensos Risma Tuntaskan Santunan Ahli Waris Korban Banjir dan Longsor di Bogor
Menteri Sosial Tri Rismahari mengatakan pertunjukan yang ditampilkan dalam tiga hari kedepan pihaknya menggandeng para penyandang disabilitas. "Hari ini kita ada pembukaan dan kemudian besok siang dilanjutkan dengan diskusi-diskusi. Pada sore harinya kita ada Welcome Dinner akan menampilkan (pertunjukan yang ada dalam pembukaan tadi) termasuk penabuh gamelan dari Bali yang merupakan tunanetra serta tunarungu. Kemudian juga penari seluruhnya nanti kita tampilkan. Seluruhnya adalah penyandang disabilitas dari seluruh Indonesia, ada dari Banyuwangi, ada dari Bali, ada dari Solo," ungkap Mensos Risma usai pembukaan HLIGM-FRPD 2022, di Jakarta, Rabu (19/10/2022).
Mensos Risma mengungkapkan pihaknya juga akan mengajak para delegasi anggota UNESCAP melihat aksi nyata yang telah dilakukan Pemerintah Indonesia dalam memperjuangkan hak-hak para penyandang disabilitas.
"Salah satunya masalah adalah bagaimana mereka (penyandang disabilitas) bisa bekerja. Karena itu saya mencoba membuat solusi alternatif dengan mereka menjadikan menjadi entrepreneur. Jadi ini yang sekarang kita tinjau terus. Dengan menjadikannya entrepreneur maka mereka tidak perlu lagi ketergantungan pada orang lain," ungkap Mensos.
Mensos Risma menyebut langkah nyata tersebut membuat banyak dari penyandang disabiltas yang saat ini menjadi jutawan. Ia mengungkapkan Kementerian Sosial memiliki 31 Sentra Rehabilitasi Sosial yang tersebar di seluruh Indonesia.
Para penyandang disabilitas direhabilitasi di Sentra Rehabilitasi Sosial selama kurun waktu tertentu. Sembari direhabilitasi, mereka juga diberikan intervensi program ATENSI dalam bentuk dukungan pemenuhan kebutuhan hidup layak, perawatan sosial dan/atau pengasuhan anak, dukungan keluarga, terapi fisik, terapi psikososial dan terapi mental spiritual, pelatihan vokasional dan/atau pembinaan kewirausahaan, hingga bantuan sosial dan asistensi sosial, serta dukungan aksesibilitas.
"Tidak hanya memberikan pekerjaan namun juga melatih mereka untuk produksi. Produksi yang ditampilkan pada pertemuan ini termasuk kursi roda ada tongkat adaptif seluruhnya dibuat oleh saudara-saudara kita yang disabilitas," jelas Mensos Risma.
Baca Juga: Lewat Tanaman Hias, Mensos Risma Ajak Generasi Milenial Buka Peluang Bisnis
Untuk diketahui, pertemuan HLIGM-FRPD merupakan pertemuan para pemangku kepentingan dari berbagai negara di Asia dan Pasifik guna memberi masukan, tentang kemajuan yang dicapai dalam sepuluh tahun terakhir serta memikirkan arah strategis baru dalam upaya perlindungan dan pemenuhan hak-hak penyandang disabilitas. Di Asia dan Pasifik, diperkirakan terdapat 700 juta orang penyandang disabilitas yang menghadapi hambatan untuk partisipasi penuh dalam masyarakat.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Rena Laila Wuri
Editor: Aldi Ginastiar
Tag Terkait: