Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Suku Bunga BI Naik Lagi, Bos BCA: Sesuai Ekspektasi, Tapi BCA Tak Buru-Buru Naikkan Suku Bunga Kredit

        Suku Bunga BI Naik Lagi, Bos BCA: Sesuai Ekspektasi, Tapi BCA Tak Buru-Buru Naikkan Suku Bunga Kredit Kredit Foto: Sufri Yuliardi
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Bank Indonesia (BI) kembali menaikkan suku bunga acuan BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) sebesar 50 bps menjadi 4,75% pada Oktober 2022. Hal itu diputuskan dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada 19 Oktober 2022 kemarin.

        Presiden Direktur PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), Jahja Setiaatmadja, menyampaikan bahwa kenaikan suku bunga BI tersebut sudah sesui dengan ekspektasi pasar. Namun, kebijkan tersebut tak semerta-merta akan langsung diikuti oleh kenaikan suku bunga kredit BCA.

        Baca Juga: Kuartal Ketiga 2022, Laba Bersih BCA Meroket Signifikan Jadi Rp29 Triliun

        "Kita sudah ekspektasi ada kenaikan suku bunga BI sebesar 50 basis poin (bps)," tegas Jahja dalam konfrensi pers BCA pada Kamis, 20 Oktober 2022. 

        Jahja menjelaskan, proses transmisi suku bunga BI ke kredit bergantung pada bunga dana. Kemudian, transmisi ke bunga dana akan bergantung pada struktur pendanaan yang dimiliki oleh masing-masing bank. Misalnya, suatu bank pendanaan mayoritasnya deposito dengan tenor pendek (satu bulan), transmisi dapat dilakukan lebih cepat sesuai dengan tenor tersebut.

        Sementara itu, bank dengan struktur pendanaan deposito yang merata semua tenor, penyesuaian suku bunga yang akan ditransmisikan ke kenaikan bunga kredit tidak bisa langsung dilakukan. Dalam hal ini, bank butuh waktu sampai deposito tersebut jatuh tempo. Kemudian, bank yang komposisi dana mahalnya (deposito) lebih sedikit daripada dana murah (giro dan tabungan/CASA) dapat melakukan penyesuaian bunga yang lebih lama. 

        Dalam hal ini, struktur pendanaan BCA masih didominasi oleh dana murah dengan CASA sebesar Rp830,4 triliun atau berkontribusi sebesar 81% dari total dana pihak ketiga. Hal itu membuat transmisi kenaikan suku bunga kredit berjalan lebih lama.

        "BCA dengan porsi deposito yang kecil akan lebih lambat menaikkan bunga dana sehingga transmisi ke bunga kredit juga akan lebih lambat," lanjut Jahja. 

        Dalam kesempatan yang sama, Jahja menyampaikan bahwa semua segmen menyumbang pertumbuhan kredit. Sepanjang kuartal ketiga tahun 2022, total kredit BCA tumbuh 12,6% yoy menjadi Rp682 triliun.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Lestari Ningsih
        Editor: Lestari Ningsih

        Bagikan Artikel: