Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Ternyata Presiden Ukraina Tidak Memerintahkan Serangan ke Jembatan Krimea, Terus Siapa?

        Ternyata Presiden Ukraina Tidak Memerintahkan Serangan ke Jembatan Krimea, Terus Siapa? Kredit Foto: Reuters/Ukrainian Presidential Press Service
        Warta Ekonomi, Moskow -

        Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky membantah "memerintahkan" pengeboman Jembatan Krimea, awal bulan ini. Presiden membuat pernyataan selama wawancara dengan penyiar Kanada CTV, yang ditayangkan pada Rabu (19/10/2022).

        Diminta mengomentari "serangan spektakuler" di jembatan itu, seperti yang dikatakan penyiar, Zelensky mengatakan Kiev tidak terlibat.

        Baca Juga: Zelensky Teriak: Rusia Mau Musnahkan Kota Kherson dengan Banjir Bandang

        "Kami jelas tidak memesan itu, sejauh yang saya tahu," katanya kepada wartawan, dilansir RT.

        Jembatan itu dilanda ledakan besar pada 8 Oktober, yang merusak bagian lalu lintas jalan dan menewaskan tiga warga sipil, serta membakar kereta barang yang lewat.

        Beberapa pejabat tinggi Ukraina secara terbuka merayakan serangan itu, sementara layanan pos negara itu mengeluarkan perangko untuk memperingati ledakan itu, hanya beberapa jam setelah itu terjadi.

        Moskow secara langsung menyalahkan Kiev atas insiden itu, menyebut ledakan itu sebagai "serangan teroris." Penegakan hukum Rusia mengklaim telah menetapkan bagaimana bom, yang disamarkan sebagai bahan konstruksi, berhasil mencapai jembatan dari kota pelabuhan Odessa, Ukraina, melalui beberapa negara transit.

        Penyelidik Rusia percaya plot itu dibuat oleh intelijen militer Ukraina. Moskow telah mengidentifikasi 12 orang sebagai tersangka kaki tangan dalam plot dan telah menangkap delapan dari mereka, kata FSB.

        Daftar orang yang ditahan termasuk lima orang Rusia dan tiga warga negara asing, yang memegang paspor Ukraina dan Armenia. Seorang juru bicara intelijen militer Ukraina mengatakan kepada media bahwa FSB adalah "struktur palsu," dan bahwa laporan itu tidak layak untuk dikomentari.

        Beberapa hari setelah serangan itu, Moskow meningkatkan kampanye pengeboman udaranya terhadap Ukraina, menargetkan infrastruktur kritisnya dengan rudal jelajah dan drone bunuh diri. Kiev melaporkan pada hari Selasa bahwa 23 orang tewas dan lebih dari 100 terluka dalam serangan itu.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Muhammad Syahrianto

        Bagikan Artikel: