Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Soal Gugatan Ijazah Palsu Jokowi, Refly Harun Ungkap Pro dan Kontranya

        Soal Gugatan Ijazah Palsu Jokowi, Refly Harun Ungkap Pro dan Kontranya Kredit Foto: Biro Pers, Media, dan Informasi Sekretariat Presiden
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Pengamat politik Indonesia Refly Harun kembali mengunggah sebuah video di akun YouTube pribadinya pada 21 Oktober 2022 dengan judul "Cukup dengan Reuni Singkat, Ijazah Palsu Terpatahkan?!" di mana dalam sesi video tersebut dirinya mencoba menguber persoalan terkait pro dan kontra perkara ijazah Presiden Jokowi yang dipersoalkan sebagai ijazah palsu oleh Bambang Tri Mulyo bersama dengan kuasa hukumnya, Eggi Sudjana.

        "Kali ini saya akan menguber lagi soal pro dan kontra soal ijazah Presiden Jokowi dan ingin memberikan  sebuah informasi yang pro dan kontra dengan standing bahwa tentu belum ada yang bisa dikatakan sebagai pihak yang benar, karena kebenaran itu tidak boleh didasarkan pada klaim, tapi harus pada pembuktian," ujar Refly Harun mengawali videonya tersebut seperti dikutip pada Sabtu (22/10/2022).

        Baca Juga: Kelakar Mazdjo Pray dari Plot Twist Drama Gugatan Ijazah Jokowi

        Refly Harun menyampaikan sebuah artikel yang menurutnya menarik dari VoA (Voice of America) yang mengatakan bahwa isu ijazah palsu Jokowi terpatahkan cukup dengan reuni singkat. Dalam konteks ini, sebelumnya Presiden Jokowi menunjukkan tengah melakukan reuni bersama dengan teman-teman masa kuliahnya, seperti yang ia tunjukkan dalam unggahannya enam hari lalu di akun Instagram miliknya.

        Dalam acara reuni yang dilakukan di Yogyakarta tersebut, teman-teman masa kuliahnya turut tidak habis pikir dengan persoalan tersebut dan menceritakan terkait dengan kenangan-kenangan bersama semasa mereka kuliah bersama dulu.

        Memberikan tanggapannya dalam hal ini, Refly Harun berujar, "mudah-mudahan mereka-mereka ini [teman-teman Pak Jokowi] bisa datang ke pengadilan, memberikan testimoninya di depan persidangan, lalu yang paling penting adalah ijazah aslinya dibawa. Supaya the case is closed, kalau tidak ya tetap spekulasi karena 1000 testimoni tidak ada artinya kalau tidak disampaikan di sidang pengadilan."

        Pengadilan pun diharapkan untuk tidak menghindar dan menindaklanjuti kasus ini dengan baik tanpa teknik yang berputar. Tidak hanya itu, Refly juga menyarankan untuk Sekretariat Negara turut bertindak supaya keributan antara pro dan kontra segera terselesaikan dengan mengatakan, "kenapa tidak langsung saja ditunjuk ijazah? Pers conference, selesai."

        "Padahal sebagai warga negara kita hanya ingin kepastian saja, apakah memang ijazah itu ada, kalau ada ya ditunjukkan, kalau ijazah itu tidak ada, tidak adanya kenapa? Kalau hilang misalnya, ada surat kehilangan dan lain sebagainya," ujarnya.

        Dalam kasus gugatan ijazah palsu Presiden Joko Widodo ini, Refly menilai bahwa dalam kasus ini sebenarnya tidaklah seimbang. Karena penggugat adalah seorang warga negara yang melawan penguasa, yaitu Presiden sebagai tergugatnya yang memiliki kakuasaan dan kekuataan untuk melakukan apa saja.

        "Jadi sebenarnya tidak seimbang, karena yang satu bisa memobilisasi, yang satunya tidak bisa, bahkan yang satunya sedang ditangkap dan ditahan. Tetapi tentu, kewarasan publik yang bertanya sampai kemudian nanti mendapatkan jawaban yang memang tidak bisa dibantah lagi."

        Refly menyampaikan bahwa semua yang disampaikan teman kuliah, rektor UGM, kepala sekolah SD, teman masa sekolah SMP dan SMA, termasuk testimoni terkait pendidikan Presiden Joko Widodo itu harus dihormati, meskipun tentu belum bisa mengakhiri polemik. Di mana menurutnya polemik harus berakhir dengan putusan pengadilan yang kemudian akan mengatakan secara substantif terkait keaslian ijazah.

        Membaca komentar dari netizen yang pro dan kontra dalam hal ini, dan manakala ada yang menganggap bahwa persoalan ini adalah persoalan remeh, Refly menanggapi, "tapi hal-hal yang begini substantif, kalau misalnya Presiden Jokowi tidak bisa menujukkan ijazah aslinya, apa benar itu receh? Kan itu masalahnya, yang kita tunggu. Tapi kalau sudah bisa ditunjukkan ijazah aslinya di muka sidang pengadilan, maka semua orang yang komentar dan tidak percaya ya itu adalah receh."

        Dengan memposisikan diri sebagai pihak yang tidak masuk ke posisi pro dan kontra dan melihat sebagai pihak dalam posisi sebagai pihak yang kritis, Refly menyampaikan bahwa semua orang kita tengah menanti ijazah yang asli. Dalam hal ini pro dan kontra memanglah tidak bisa dihindari.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Tri Nurdianti
        Editor: Fajria Anindya Utami

        Bagikan Artikel: