Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Informasi Hoax Selalu Menyerang Komunitas Besar

        Informasi Hoax Selalu Menyerang Komunitas Besar Kredit Foto: (Foto: Shutterstock)
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Setiap individu harus mewaspadai informasi bohong (hoax) di tengah masifnya kemajuan teknologi informasi. Selain penyebarannya yang lebih cepat, hoax sekarang ini mudah dipercaya banyak orang dibandingkan kebenaran.

        Dosen UINSATU dan Japelidi, Dimas Prakoso, mengatakan bahwa beberapa berita hoax disebarkan menggunakan pendekatan apa yang disukai masyarakat secara umum. Karenanya, langsung menyasar komunitas-komunitas atau kelompok besar.

        Baca Juga: Hindari Hoaks dengan Diskusikan Setiap Informasi

        "Mereka (hoax) berusaha membuat masyarakat percaya. Kepercayaan yang sudah dibangun ini secara otomatis membuat mereka menyebar begitu saja. Awareness-nya sedikit kurang. Kalau mereka (masyarakat) merasa logis seperti yang diyakini, mereka akan langsung menyebarkannya," kata Dimas saat webinar Makin Cakap Digital 2022 untuk kelompok komunitas dan masyarakat di wilayah Kabupaten Ngawi, Jawa Timur, pada Senin (24/10/2022), dikutip dari siaran pers yang diterima di Jakarta.

        Pengguna internet di Indonesia pada tahun 2021 mengalami peningkatan. We Are Social mencatat kini pengguna internet di Indonesia mencapai 202,6 juta pengguna dengan sebanyak 170 juta penggunanya menggunakan media sosial.

        Setiap individu tidak boleh tergesa-gesa setiap mendapat informasi di ruang digital. Ketika merasa ragu, jangan langsung membagikannya. Namun, menurut Dimas, sekarang ini beberapa orang masih beranggapan setiap informasi di internet sudah pasti kebenarannya.

        "Ada kemungkinan atau kecenderungan seperti itu. Terutama ketika melihat di beberapa wilayah, tidak bermaksud apapun, tapi fakta di lapangan seperti itu. Belum lagi di grup-grup representasi kecamatan, desa, kabupaten. Informasi di dalamnya yang saya amati ada akun yang memosisikan diri tahu semuanya, padahal ketika kita cek dan verifikasi informasi di situ tidak berhubungan dengan masyarakat yang ada di situ," kata Dimas.

        Sebagai respons untuk menanggapi perkembangan TIK ini, Kementerian Komunikasi dan Informatika RI bersama Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) Siberkreasi melakukan kolaborasi dan mencanangkan program Indonesia Makin Cakap Digital. Program ini didasarkan pada empat pilar utama literasi digital, yakni Kemampuan Digital, Etika Digital, Budaya Digital, dan Keamanan Digital. Melalui program ini, 50 juta masyarakat ditargetkan akan mendapat literasi digital pada tahun 2024.

        Baca Juga: Prospek Pasar Digital di Era Internet

        Webinar #MakinCakapDigital 2022 untuk kelompok komunitas dan masyarakat di wilayah Kabupaten Ngawi, Jawa Timur merupakan bagian dari sosialisasi Gerakan Nasional Literasi Digital yang diselenggarakan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika bekerja sama dengan Siber Kreasi. Kali ini hadir pembicara-pembicara yang ahli di bidangnya untuk berbagi terkait budaya digital antara lain Pandu Digital Indonesia dan Business Coach, Ismita Putri; Ketua STIKOSA AWS, Dr. Meithiana Indrasari, ST., MM; serta mengundang Dosen UINSATU dan Japelidi, Dimas Prakoso.

        Untuk informasi lebih lanjut mengenai program Makin Cakap Digital 2022 hubungi info.literasidigital.id dan cari tahu lewat akun media sosial Siberkreasi, bisa klik ke Instagram @siberkreasi dan @literasidigitalkominfo.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Puri Mei Setyaningrum

        Bagikan Artikel: