Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Krisis Habis Kudeta, Kemenlu: Indonesia Sampaikan Concern Atas Meningkatnya Kekerasan di Myanmar

        Krisis Habis Kudeta, Kemenlu: Indonesia Sampaikan Concern Atas Meningkatnya Kekerasan di Myanmar Kredit Foto: Kemenlu
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Menteri Luar Negeri Republik Indonesia (Menlu RI) Retno Marsudi mengatakan, dalam pertemuan para Menlu ASEAN di Sekretariat ASEAN Jakarta yang dilakukan hari ini, Indonesia menyampaikan concern terhadap terus meningkatnya kekerasan di Myanmar yang telah memakan banyak korban masyarakat sipil.

        "Dalam pertemuan tadi, Indonesia menyampaikan data-data mengenai meningkatnya tindak kekerasan yang terjadi sejak terjadinya kudeta sampai saat ini," ujar Retno Marsudi dalam press briefing Kementerian Luar Negeri RI (Kemlu RI), di kantor Kemlu RI, Kamis (27/10/2022).

        Baca Juga: Kemenlu RI: Forum Bisnis INA-CEE 2022 Hasilkan Capaian Rp5,95 Triliun

        Para Menlu ASEAN menyampaikan, Serangan yang dilakukan oleh Junta Militer Myanmar pada saat pelaksanaan konser musik di Kachin harus dikecam dan tidak dapat diterima.

        "Indonesia menyampaikan duka cita dan simpati kepada para korban dan keluarganya. Indonesia menyampaikan agar pesan inilah yang harus segera disampaikan kepada Tatmadaw," ujarnya.

        Masih terkait dengan kekerasan, Ketua ASEAN telah mengeluarkan statement mengenai pentingnya penghentian kekerasan, pada Rabu 26 Oktober kemarin.

        "Tanpa penghentian kekerasan, tidak akan tercipta conducive condition untuk penyelesaian krisis politik ini," lanjut Retno.

        Baca Juga: Bersama Jokowi Hadiri Puncak Gernas BCL KKP, Menko Luhut: Sampah Plastik Ini Musuh Bersama!

         Selanjutnya, Indonesia juga menekankan pentingnya segera dilakukan engagement dengan all stakeholders seperti yang dimandatkan oleh 5PC. Engagement dengan all stakeholders secara jelas ada di dalam 5PC. Sehingga pada saat Indonesia menekankan pentingnya itu, semata-mata adalah dalam konteks implementasi 5PC.

        Sebagai catatan, engagement dengan Junta Militer hanya dilakukan sebagai bagian dari engagement dengan semua stakeholder, sekali lagi merupakan bagian dengan engagement dengan semua stakeholders.

        "Engagement dengan militer tidak ada kaitannya dengan masalah recognition," ujar Retno.

        Baca Juga: Perkuat Hubungan Ekonomi, Kemenlu Sukses Gelar INA-LAC 2022

        "Kita yakin, hanya dengan engagement dengan all stakeholders, maka ASEAN akan dapat menjalankan fungsinya untuk memfasilitasi berlangsungnya dialog. Dan dialog nasional inilah yang diharapkan akan dapat membahas masa depan Myanmar," lanjutnya.

        Lebih lanjut, Retno menyampaikan, masalah Myanmar hanya akan dapat diselesaikan oleh rakyat Myanmar sendiri. Oleh karena itu dialog di antara mereka menjadi sangat penting artinya. Tugas ASEAN adalah memfasilitasi.

        Pertemuan para Menlu ASEAN tersebut juga membahas bagaimana bantuan kemanusiaan dapat dilanjutkan, dengan catatan bahwa bantuan kemanusiaan dapat mencapai rakyat yang memerlukannya.

        Sekjen ASEAN dalam pertemuan melaporkan bahwa sejauh ini telah diterima komitmen sebesar US$27 juta untuk bantuan kemanusiaan di Myanmar, terutama untuk fase pertama, yaitu fase life-saving.

        Sebagaimana diketahui, bantuan kemanusiaan ASEAN dibagi dalam dua fase. Fase pertama, life saving, masih berjalan dengan komitmen US$27 juta. Fase kedua, life sustaining, di mana AHA Centre harus melakukan assessment secara komprehensif. Namun assessment ini belum dapat diselesaikan dengan sempurna karena tidak adanya akses dari Junta militer.

        Baca Juga: Gagal Rayu NasDem, AHY Kian Terlihat Ngebet Jadi Duet Anies Baswedan: Kami Terus Mempersiapkan Diri!

        "Akses merupakan kunci agar bantuan kemanusiaan dapat mencapai rakyat yang memerlukan. Dan isu ini akan ditindaklanjuti oleh Sekjen ASEAN dan AHA Centre," ucapnya.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Martyasari Rizky
        Editor: Aldi Ginastiar

        Bagikan Artikel: