Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Politikus Demokrat Sepakat dengan Kritikan Ketua MUI: Komisaris Sombong Itu Memang Sudah Lompat Pagar!

        Politikus Demokrat Sepakat dengan Kritikan Ketua MUI: Komisaris Sombong Itu Memang Sudah Lompat Pagar! Kredit Foto: Instagram/Dede Budhyarto
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Buntut memelesetkan kata khilafah jadi khilafuck, Komisaris Independen PT Pelni Dede Budhyarto mendapat kritikan dari sejumlah pihak. Bahkan, kritikan juga datang dari Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI), K.H. Muhammad Cholil Nafis.

        Menanggapi pernyataan Ketua MUI tersebut, politisi Partai Demokrat Hasbi Lubis pun mengaku sepakat. Dia juga mengkritik sikap Dede.

        Baca Juga: Dinilai Tak Elok, Komisaris Pelni Dede Budhyarto Kembali Disentil: Berucaplah dengan Bijak!

        "Baru sempet buka instagram saya, terlihat saya postingan Ketua MUI. Silakan dibaca kawan-kawan. Dari awal saya katakan, komisaris sombong itu memang sudah lompat pagar!" ucapnya dalam keterangannya, Rabu (26/10/2022).

        Sebelumnya, Cholil Nafis mengaku secara pribadi tak ingin ada yang mengubah dasar negara menjadi khilafah, imarah, komunis, dan lain-lain. "Karena kita sudah sepakat dengan Pancasila. Dan dasar ini sudah sesuai dengan Piagam Madinah yang dipimpin langsung oleh Rasulullah SAW," ujarnya.

        Soal tak suka HTI, kata dia, sudah dilarang dan dibubarkan di Indonesia. Akan tetapi, menurutnya kurang tepat dan tak sopan memelesetkan kata khilafah.

        "Kata khilafah yang ada di sejarah Islam itu berbeda jauh dengan khilafah yang disematkan oleh HTI. Jadi kalau tak ngerti kosa kata itu tak perlu lompat pagar," tuturnya.

        Soal tak setuju dengan bacapres tertentu, menurut dia, mestinya main fair aja karena ada aturan dan sopan santunnya.

        Baca Juga: Ramai-Ramai Serang Pernyataan Dede Budhyarto, Fadli Zon: Pecat! Jangan Sampai Jadi Wajah BUMN

        Cholil menyebut bahwa pemilu itu kontestasi dan persaingan. Dia mengimbau untuk bersaing dan bermain dengan jujur dan baik saja.

        "Saya sepakat tetap konsisten terhadap konsensus bernegara, tapi memplesetkan seperti yang dilakukan olehnya sangat tidak nasionalis-religius," tandas Cholil Nafis.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Puri Mei Setyaningrum

        Bagikan Artikel: