PM Mohammad Shtayyeh Terus Berharap Indonesia Dukung Palestina
Perdana Menteri Palestina Mohammad Shtayyeh mengapresiasi dukungan Indonesia terhadap perdamaian dan hak kemerdekaan rakyat Palestina. Diharapkannya, keberpihakan tersebut terus dilakukan.
Mohammad Shtayyeh mengatakan, pihaknya tidak meminta Indonesia menjadi mediator perdamaian. Baginya, sikap Indonesia menegaskan berada di pihak Palestina, sudah cukup.
Baca Juga: Mendengar Harapan Besar PM Palestina pada Bantuan yang Dijanjikan Jokowi
Shtayyeh memuji sikap Indonesia yang selalu berpihak pada perdamaian dan keadilan bagi Palestina dan bagi semua orang. Indonesia selalu mendukung hak-hak rakyat Palestina untuk memiliki negaranya sendiri dan diakui sebagai negara berdaulat sesuai perjanjian perbatasan 1967.
Dia bercerita, Eropa pernah mencoba menjadi penengah konflik Palestina-Israel untuk waktu yang lama. Begitu pula dengan Amerika Serikat (AS) yang jadi mediator sejak 1991. Selain itu, Norwegia pun ikut menengahi sejak tahun 1993. Namun semuanya buntu.
“Ini bukan tentang mediasi, ini soal niat Israel dengan semua keteganganya untuk segera mengakhiri pendudukan,” tegas Shtayyeh kepada awak media di Hotel Borobudur, Jakarta, Selasa (25/10), dalam rangkaian kunjungannya ke Indonesia.
Menurut Shtayyeh, yang diinginkan Palestina dari Indonesia saat ini, bukanlah untuk menjadi mediator. Melainkan cukup dengan terus berpihak dan mendukung penuh negaranya memperoleh kemerdekaan. Dia meyakini, Indonesia berdiri kokoh untuk hak Palestina.
Bentuk dukungan Indonesia terhadap Palestina, menurutnya, terlihat dari kerja sama ekonomi kedua negara. Dia berharap, kerja sama bidang pariwisata dan pendidikan terus ditingkatkan.
Dia bilang, pada tahun lalu, sekitar 70 ribu warga Indonesia mengunjungi Masjid Al Aqsa. Dia melanjutkan, Palestina merupakan tempat bersejarah dan dikenal sebagai Tanah Suci. Karena merupakan tempat Nabi Muhammad naik ke surga dan tempat Yesus Kristus dilahirkan.
Mengingat posisinya yang penting dan bersejarah, Shtayyeh berharap Palestina dapat menarik lebih banyak pelancong dari Indonesia.
“Ada potensi besar untuk meningkatkan jumlah peziarah dari Indonesia,” kata Shtayyeh.
Di bidang pendidikan, dia menyambut baik upaya Indonesia membantu memberikan pelatihan peningkatan kapasitas bagi warga Palestina di berbagai sektor. Termasuk peternakan.
Di bidang perdagangan, Shtayyeh menyambut baik kerja sama yang memungkinkan produk-produk asal Palestina masuk pasar Indonesia. Terutama minyak zaitun dan kurma yang merupakan komoditas utama Palestina.
Dia juga berterima kasih atas pembangunan Rumah Sakit Indonesia di Gaza dan Hebron. Tahun ini, memperingati 33 tahun hubungan bilateral Palestina dan Indonesia, pihaknya bangga bahwa kemitraan itu berjalan dengan sangat baik, dan bergerak maju.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Muhammad Syahrianto
Tag Terkait: