Penyebaran informasi palsu (hoax) masif terjadi di tengah kemajuan teknologi informasi. Setiap individu harus bisa membedakan click bait dan false connection ketika membuat konten.
Pemeriksa Fakta Senior Mafindo, Bentang Febrylian mengatakan, click bait merupakan metode untuk menarik orang-orang mau baca tulisan atau menyaksikan konten. Sehingga tidak sepenuhnya bisa dikatakan hoax.
Baca Juga: Hoax Bisa Dicek Menggunakan Aplikasi, Jangan Mau Termakan Berita Bohong!
“Ada juga kami menemukan click bait yang ternyata isinya hoax. Tapi ada juga click bait yang judulnya agak sedikit strick cathcy, tapi isinya masih sesuai judul yang disematkan. Jadi masuk dalam metode saja,” kata Bentang saat webinar Makin Cakap Digital 2022 untuk kelompok komunitas dan masyarakat di wilayah Kabupaten Malang, Jawa Timur, pada Jumat (28/10/2022).
Pengguna internet di Indonesia pada tahun 2021 mengalami peningkatan, We Are Social mencatat kini pengguna internet di Indonesia mencapai 202,6 juta pengguna, di mana sebanyak 170 juta penggunanya menggunakan media sosial.
Click bait, lanjut dia, berbeda dengan false connection atau koneksi salah. Konten false connection biasanya judul dan isi tidak sesuai. Sekarang ini konten tersebut banyak ditemui di media sosial dan platform digital lainnya.
“Di YouTube kami sering menemukan seperti itu. Jadi biasanya thumbnail di YouTube apa, kemudian yang dipakai artis ini dan ditambah politisi ini, tapi ketika dibuka tidak ada informasi terkait artis atau politisi itu,” kata Bentang.
Sebagai respons untuk menanggapi perkembangan TIK ini, Kementerian Komunikasi dan Informatika RI bersama Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) Siberkreasi melakukan kolaborasi dan mencanangkan program Indonesia Makin Cakap Digital.
Program ini didasarkan pada empat pilar utama literasi digital yakni Kemampuan Digital, Etika Digital, Budaya Digital, dan Keamanan Digital. Melalui program ini, 50 juta masyarakat ditargetkan akan mendapat literasi digital pada tahun 2024.
Webinar #MakinCakapDigital 2022 untuk kelompok komunitas dan masyarakat di wilayah Kabupaten Malang, Jawa Timur merupakan bagian dari sosialisasi Gerakan Nasional Literasi Digital yang diselenggarakan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika bekerja sama dengan Siber Kreasi.
Kali ini hadir pembicara-pembicara yang ahli dibidangnya untuk berbagi terkait budaya digital antara lain Pengusaha, Digital Trainer, dan Graphologist, Diana Aletheia Balienda. Kemudian Relawan TIK Bojonegoro, Sholikhin, S.Kom, serta mengundang Pemeriksa Fakta Senior Mafindo, Bentang Febrylian.
Untuk informasi lebih lanjut mengenai program Makin Cakap Digital 2022 hubungi info.literasidigital.id dan cari tahu lewat akun media sosial Siberkreasi, bisa klik ke Instagram @siberkreasi dan @literasidigitalkominfo.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Muhammad Syahrianto
Tag Terkait: