Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Mirae Asset Prediksi Pertumbuhan Ekonomi Capai 5,6% pada Q3 2022, Ini Daftar Penopangnya

        Mirae Asset Prediksi Pertumbuhan Ekonomi Capai 5,6% pada Q3 2022, Ini Daftar Penopangnya Kredit Foto: Lestari Ningsih
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia memprediksi bahwa pertumbuhan PDB pada kuartal ketiga tahun 2022 mencapai 5,6%. Nilai tersebut lebih tinggi daripada kuartal kedua tahun 2022 yang tumbuh sebesar 5,4%. Proyeksi pertumbuhan tersebut ditopang oleh surplus neraca perdagangan Januari-September 2022 yang sangat tinggi, yakni mencapai US$39,9 miliar. 

        Senior Economist Mirae Asset Sekuritas, Rully Arya Wisnubroto, mengatakan bahwa penopang lainnya ialah APBN periode Januari-September 2022 yang mencatatkan surplus sebesar Rp60,9 triliun atau setara dengan 0,33% terhadap PDB. Ia menilai, pemulihan ekonomi Indonesia masih akan berlanjut pada tahun ini. Ia memproyeksikan bahwa pertumbuhan PDB Indonesia sepanjang tahun 2022 akan mencapai 5,08%. Proyeksi tersebut lebih tinggi daripada realisasi tahun 2021 lalu yang sebesar 3,69%.

        Baca Juga: Nilai Tukar Rupiah Bertengger di Rp15.600 per Dolar AS, Ekonom: Masih Dipengaruhi Sentimen Global

        "Kami memperkirakan pemulihan ekonomi nasional berlanjut tahun ini yang didukung mobilitas masyarakat dan konsumsi rumah tangga yang terus meningkat, terkendalinya Pandemi Covid-19, serta pertumbuhan ekspor yang sangat tinggi," pungkas Rully dalam Media Day by Mirae Asset Sekuritas di Jakarta, Kamis, 3 November 2022.

        Ia menambahkan, pemulihan ekonomi domestik dan tingginya surplus neraca perdagangan dapat menjadi sentimen positif bagi nilai tukar rupiah yang sempat menyentuh level Rp15.600 per dolar AS. Sentimen tersebut juga sekaligus menjadi tekanan terhadap harga obligasi pemerintah (SBN). Harga obligasi yang turun akan memicu kenaikan tingkat imbal hasil (yield) di pasar sekunder.

        Dalam kesempatan yang sama, Rully menilai bahwa kenaikan suku bunga AS yang agresif pada tahun ini menjadi penekan bagi nilai tukar rupiah dan pasar obligasi. Diketahui, The Fed telah menaikkan suku bunga acuan AS sebesar 300 bps menjadi 3,25% hingga September 2022. Dia mengatakan, kenaikan suku bunga acuan tersebut juga terjadi di dalam negeri di mana BI-7DRRR naik 125 bps hingga 4,75% untuk menyikapi tingginya laju inflasi. Inflasi September dibukukan 5,95%, tertinggi sejak Oktober 2015, setelah kenaikan harga BBM bersubsidi pada awal September.

        "Kami memprediksi FFR dapat naik lagi hingga 4,5% pada akhir tahun. Di dalam negeri, kami memprediksi inflasi periode 2022 akan mencapai 7,13% sehingga BI 7-DRR dapat naik lagi 25 bps pada bulan ini menjadi 5% dari posisi sekarang 4,75%," lanjutnya.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Lestari Ningsih
        Editor: Lestari Ningsih

        Bagikan Artikel: