Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Habib Kribo Sebut Aksi 411 Adalah Aksi Budak-budak Jalanan Bertopeng Agama

        Habib Kribo Sebut Aksi 411 Adalah Aksi Budak-budak Jalanan Bertopeng Agama Kredit Foto: Republika
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Gerakan Nasional Pembela Rakyat (GNPR) yang turut digawangi oleh Eks Imam Besar FPI Habib Rizieq Shihab dkk sebelumnya sempat menggelar demonstrasi yang disebutnya Aksi 411 untuk menuntut Presiden Joko Widodo (Jokowi) mundur.

        Salah satu alasan yang disebut oleh kelompok ini adalah karena Jokowi dianggap sombong dengan segala kekuasaannya. 

        Baca Juga: Soroti Kehadiran Refly Harun di Aksi 411 yang Tuntut Jokowi Mundur, Ketum Repdem: Merendahkan Kualitas Kenalarannya!

        GNPR juga menilai kalau Jokowi memaksakan beragam proyek pembangunan yang membuat Indonesia menambah utang negara.

        Habib Zein Assegaf atau Habib Kribo ikut berkomentar terkait aksi tersebut. Ia mengatakan tindakan GNPR ini adalah hal yang biasa terjadi ketika menjelang Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024. Ia bahkan menyinggung massa tersebut kerap membawa isu agama.

        “Ini mendekati Pilpres, biasa budak-budak jalanan yang bertopeng agama mau atraksi di tengah jalan. Berdalih demo membela rakyat dan mengatakan katanya ingin minta Jokowi mundur,” ujar Habib Kribo seperti dikutip dari Suara.com, Minggu (6/11/2022).

        Baca Juga: Jokowi Lagi-lagi Nggak Ada di Jakarta Saat Didemo 411, Rocky Gerung: Satu Kali Kebetulan Dua Kali Kebangetan, Kalau 3 Kali Ketakutan

        Ia kemudian menyoroti sejumlah tokoh yang ada dibalik demo akbar 411 Aksi Bela Rakyat tersebut. Diketahui, aksi yang berlangsung kemarin itu sebagian massa juga membawa spanduk Habib Rizieq.

        “Kita tahulah siapa sih penjual Islam jalanan, ya kalau nggak gerombolannya FPI dan di situ juga lagi-lagi ada Yusuf Martak, dari seorang Direktur Lapindo, terus ada kasus sama negara, korupsi," kata dia.

        "Sekarang tiap saat demo, saya aja bosen. Anda tidak punya kerjaan? Anda nggak usah lah sok pakai belaga pengawal ulama, anda bukan ulama kok,” katanya melanjutkan.

        Selain itu Habib Kribo juga menyoroti peran para habib di balik layar demo tersebut. Termasuk Habib Rizieq yang diketahui hobi mengkritik pemerintahan Jokowi.

        Baca Juga: Heboh Jokowi Didesak Mundur, KSP: Tuntutan Massa Aksi 411 Sangat Absurd dan Tak Berdasar

        “Saya malu melihat gerombolan ini, Rizieq ini yang diwakili oleh Habib Muhammad Alatas ini saya juga bingung habib-habib ini apa sih ilmunya Anda. Mereka cuma modal sorban. Saya sekalipun saya ini profesinya bukan ustadz, saya bisa takar ilmu anda. Anda ini cuma modalnya: sorban dan Habib,” kata dia.

        Lebih lanjut, Habib Kribo menilai aksi GNPR ini ditukangi oleh para pihak pembenci pemerintah.

        “Anda nggak sadar anda itu dimanfaatkan oleh gerombolan non-Habib. Itu Yusuf Martak, Haikal Hasan, Novel Bamukmin dan di situ juga ada katanya Ketua Persaudaraan Ulama Kyai Abdul Qahar, dan mantan penasehat KPK Abdullah Hehamahua, hama ini, dari KPK ini kok jadi kerdil sekarang, mau digiring-giring ikut untuk demo yang gak ada bobotnya,” tuturnya.

        “Cuma benalu di negeri ini. Ada pula aktivis Marwan Batubara serta Slamet Maarif pentolan 212. Nah Selamet ini kita tahulah mereka ini sudah berdagang. Semuanya mereka ini order demo,” tambahnya.

        Baca Juga: Seorang Habib Komentari Demo 411: Mereka Cuma Modal Sorban, Ujungnya Dukung Anies Presiden

        Habib Kribo berpendapat ketika demo GNPR ini telah selesai, maka akan terjadi pembelokkan isu untuk mendukung Anies Baswedan sebagai Calon Presiden (Capres) di Pemilu 2024.

        “Anda ini siapa? Anda tidak ada apa-apanya Martak? Anda ini turun cuma ada yang bayar. Ini semua gerakan hanya mendompleng Islam. Tujuan anda cuma ingin melemahkan Jokowi, ujungnya untuk mendukung Anies,” ucapnya.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Sabrina Mulia Rhamadanty

        Bagikan Artikel: