Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Duet Prabowo-Ganjar Bisa Terjadi Tapi Bukan yang Terbaik, Pengamat Sebut Ini Alasannya

        Duet Prabowo-Ganjar Bisa Terjadi Tapi Bukan yang Terbaik, Pengamat Sebut Ini Alasannya Kredit Foto: Suara.com
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Dinamika Pilpres 2024 masih akan terus bergulir, bahkan hingga pencoblosan usai. Saat ini, simulasi pasangan capres-cawapres juga terus dilakukan.

        "Prabowo, Ganjar, dan Anies, sejauh ini, secara bergantian selalu berada puncak potret survei," urai analis politik Universitas Muhammadiyah (Unismuh) Makassar Andi Luhur Prianto.

        "Tetapi, belum ada pasangan capres-cawapres yang resmi," tutur dosen Fakultas Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Unismuh ini.

        Baca Juga: Pengamat Politik Sebut Nasdem Lebih Baik Batalkan Niat Usung Anies Baswedan dalam Pilpres 2024, Ternyata Ini Alasannya…

        Dengan demikian semua angka-angka survei dan formasi pasangan masih bisa berubah. Anies dan Ganjar masih harus menaklukkan tahapan kandidasi di partai-partai politik, yang penuh dengan ketidakpastian.

        "Prabowo, sudah tiga kali running di Pilpres. Berdasarkan hasil pleno KPU, bukan prediksi lembaga survei, memperoleh suara dukungan 44 persen di Pilpres 2019. Suara pemilih Gerindra juga cukup besar di dua Pileg terakhir. Hanya saja kalau maju lagi ke-4 kalinya di Pilpres 2024 dan jika berkompetisi dengan calon yang didukung pemilih Islam politik, maka dukungan suara Prabowo akan tergerus," tutur pria kelahiran Parepare ini.

        Sementara Ganjar akan kuat kalau tampil menjadi capres tunggal dari kubu nasionalis. Tetapi, ia harus merebut dukungan PDIP, partai yang selama ini menjadi kanal utama kepentingan kaum nasionalis.

        Baca Juga: Perindo Bakal 'Ngekor' Jokowi dalam Koalisi Pilpres 2024, Hary Tanoe: Kalau Beliau Bilang A Ya A, Kalau B Ya B

        Sementara Anies yang telah dideklarasikan oleh Nasdem, masih mesti mencukupkan syarat dukungan koalisi partai. Tugas Anies belum selesai. Bukan hal yang mudah, terutama dalam formula pemilihan cawapres yang bisa diterima partai koalisi.

        "Belum lagi kalau masih harus berurusan dengan isu-isu penegakan hukum," ucap Wakil Dekan Bidang Akademik dan Kerja sama FISIP Unismuh Makassar ini.

        Baca Juga: Dua Kali Menang Pilpres, Jokowi Ajak Bercanda Prabowo: Setelah Ini Jatahnya Prabowo

        Sebaliknya, Luhur menilai, memasangkan Prabowo-Ganjar juga bukan formula terbaik. Terutama kalau mempertimbangkan basis dukungan nasionalis yang lebih dominan ke Ganjar.

        "Belum lagi perlawanan dari pendukung trah Soekarno. Prabowo masih memiliki resistensi di kubu nasionalis, terkait aspek historis orde baru dan akan kesulitan memobilisasi dukungan kelompok Islam politik ke pasangan ini," ungkapnya.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Sabrina Mulia Rhamadanty

        Bagikan Artikel: