Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Rusia Bongkar Jumlah Negara yang Berbondong-bondong Mau Gabung BRICS, Luar Biasa!

        Rusia Bongkar Jumlah Negara yang Berbondong-bondong Mau Gabung BRICS, Luar Biasa! Kredit Foto: Reuters/Russian Foreign Ministry
        Warta Ekonomi, Moskow -

        Lebih dari selusin negara telah menyatakan minatnya untuk bergabung dengan kelompok BRICS, yang menggabungkan beberapa negara berkembang utama dunia, karena blok tersebut memperoleh kedudukan yang lebih global, kata Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov, Selasa (8/11/2022).

        Berbicara pada pertemuan dengan mitranya dari India Subrahmanyam Jaishankar, Lavrov mengindikasikan bahwa keanggotaan blok BRICS sangat diminati.

        Baca Juga: Afrika Selatan Kuak Permintaan Sekutu Amerika untuk Gabung BRICS

        “Minat terhadap asosiasi global ini sangat-sangat tinggi dan terus berkembang,” ujarnya. Dia menegaskan bahwa “lebih dari selusin” negara ingin bergabung, termasuk Aljazair, Argentina, dan Iran.

        Namun, lanjut Lavrov, sebelum menerima anggota baru, BRICS bermaksud untuk mencapai kesepakatan tentang kriteria dan prinsip untuk potensi ekspansi lebih lanjut.

        “Mengingat aplikasi sudah diajukan secara resmi, kami tentu berharap harmonisasi kriteria dan prinsip perluasan BRICS tidak terlalu lama,” katanya.

        BRICS adalah forum sosial-ekonomi dan politik internasional, yang menggabungkan Brasil, Rusia, India, China, dan Afrika Selatan. Ini menyumbang lebih dari 40% dari populasi global dan hampir seperempat dari PDB dunia.

        Komentar Menteri Luar Negeri Rusia itu muncul setelah Aljazair melamar menjadi anggota kelompok tersebut, menyusul aplikasi oleh Iran dan Argentina.

        Tawaran Aljazair datang setelah Presiden Rusia Vladimir Putin menyerukan hubungan yang lebih kuat dengan negara-negara Timur Tengah dan Afrika Utara, dengan alasan bahwa mereka memainkan "peran yang semakin signifikan" dalam pembentukan "sistem multipolar hubungan internasional."

        Blok tersebut juga diperkirakan akan mempertimbangkan untuk menambahkan Arab Saudi, Türkiye, Mesir, dan Afghanistan.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Muhammad Syahrianto

        Bagikan Artikel: