Waduh! Gegara Dukung Ahok, NasDem Belum Bisa Banyak Dapat Angin Segar Setelah Deklarasi Anies Baswedan
Dalam simulasi lima nama survei yang dilakukan Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC), Anies Baswedan mendapatkan dukungan 23,6 persen. Sementara Ganjar Pranowo didukung 30,5 persen suara, Prabowo 25,7 persen, Puan Maharani 5,1 persen, dan Airlangga Hartarto 2,4 persen. Masih ada 12,7 persen yang belum menyatakan pilihan.
Jadi kandidat yang potensial menang Anies pun sudah ”dipinang” oleh NasDem, partai pertama yang mendeklarasikannya jadi Capres. Meski jadi yang pertama, sejumlah survei sejauh ini menyebutkan bahwa pemilih Anies Baswedan belum sepenuhnya mengalihkan pilihan ke NasDem.
Dari keseluruhan 23,6 persen suara Anies, disebutkan bahwa NasDem baru bisa meraih sekitar 12 persen suara yang mana sama dengan beberapa partai lain termasuk PDIP.
“Survei ini menemukan bahwa dari total 23,6 persen pemilih Anies, hanya 12 persen di antaranya yang menyatakan memilih Nasdem. Perolehan suara Nasdem dari pemilih Anies sama dengan dukungan pemilih Anies pada PDIP (12 persen), Gerindra (12 persen), dan Demokrat (11 persen),” demikian bunyi rilis yang redaksi wartaekonomi.co.id terima, Kamis (10/11/22).
Pendiri SMRC, Saiful Mujani mengungkapkan dari temuan tersebut, maka pemilih Anies saat ini masih terdistribusi ke banyak partai. Hal yang berbeda didapatkan oleh PKS yang mana disebutkan mendapatkan limpahan suara terbanyak dari pendukung Anies.
Mengenai mengapa NasDem belum mendapatkan limpahan suara dari para pemilih atau pendukung Anies, sedangkan PKS bahkan Gerindra yang sudah jelas bakal mengusung Prabowo masih jadi pilihan pendukung Anies, ada kaitannya dengan Pilgub DKI Jakarta 2017 lalu.
”Kedua partai tersebut selama ini dekat dengan Anies. Sementara Nasdem, menurut Saiful, seperti banting stir. Awalnya Nasdem mendukung Ahok yang berhadapan dengan Anies di Pilkada DKI Jakarta 2017. Sementara PKS konsisten mendukung Anies sampai hari ini,” ujar pendiri SMRC, Saiful Mujani dalam rilis tersebut.
Saiful Mujani juga mengungkapkan dari temuan tersebut, maka pemilih Anies saat ini masih terdistribusi ke banyak partai.
”Distribusi suara Anies yang paling banyak terjadi pada PKS. Partai ini mendapatkan sekitar 20 persen pemilih Anies. PKS yang paling diuntungkan oleh suara Anies, walaupun partai ini belum melakukan deklarasi mendukung Anies sebagai calon presiden mereka,” lanjut rilis tersebut.
Meski demikian, peluang NasDem mendulang suara dari Anies bahkan masuk kedua besar partai di 2024 nanti masih sangat terbuka.
Menurut Saiful, ketiga nama teratas sebenarnya memiliki perolehan suara yang seimbang. Prabowo dan Anies bahkan mendapatkan dukungan yang tidak berbeda secara statistik. Dia menambahkan bahwa dukungan 23,6 persen pada Anies dalam simulasi lima nama atau 26 persen dalam simulasi tiga nama adalah jumlah yang cukup besar, angka ini jauh lebih besar dari dukungan pada partai-partai politik. Angka ini bahkan hampir tiga kali lipat dari suara Nasdem di parlemen saat ini yang mencapai 9,1 persen. Karena itu, jika Nasdem mendapatkan setengah saja dari suara Anies, angka itu sudah sangat besar untuk partai tersebut.
”Target Nasdem untuk mengalahkan Golkar atau Gerindra dan mendapatkan dukungan sekitar 15 persen suara bisa tercapai jika mereka bisa menarik suara pendukung Anies secara lebih efektif,” tambah Saiful.
Populasi survei ini adalah seluruh warga negara Indonesia yang punya hak pilih dalam pemilihan umum, yakni mereka yang sudah berusia 17 tahun atau lebih, atau sudah menikah ketika survei dilakukan.
Dari populasi itu dipilih secara random (stratified multistage random sampling) 1220 responden.Response rate sebesar 1027 atau 84%. Margin of error survei dengan ukuran sampel tersebut diperkirakan sebesar ± 3,1% pada tingkat kepercayaan 95% (asumsi simple random sampling).
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Bayu Muhardianto
Editor: Bayu Muhardianto