Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Sudah Dibilang Jokowi Gak Suka Anies, Hubungan Jokowi-Paloh di Titik Nadir, Sebentar Lagi Menteri Nasdem Kena Gusur

        Sudah Dibilang Jokowi Gak Suka Anies, Hubungan Jokowi-Paloh di Titik Nadir, Sebentar Lagi Menteri Nasdem Kena Gusur Kredit Foto: Sufri Yuliardi
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Presiden Joko Widodo (Jokowi) hingga kini belum mengucapkan selamat ulang tahun ke-11 kepada Partai Nasional Demokrat (NasDem), baik melalui video pernyataan maupun secara pribadi.

        Dalam acara perayaan HUT Partai NasDem di Jakarta Convention Center (JCC) beberapa hari lalu, Jokowi direncanakan akan mengirim video rekaman ucapan selamat. Namun, batal.

        Direktur Eksekutif Trias Politika Strategis Agung Baskoro menangkap peristiwa ini sebagai sinyal keretakan hubungan Jokowi dan NasDem. Bahkan, dia menilainya menuju titik nadir.

        “Padahal keduanya (Jokowi dan NasDem) sahabat kental. Kini, relasi persahabatan tersebut bertepuk sebelah tangan. Dimulai tidak berpelukan di HUT Golkar, tidak mengucapkan selamat, dan tidak mendukung Anies Capresnya Surya Paloh. Berbeda sekali saat Jokowi mengendorse Airlangga saat HUT Golkar dan Prabowo saat di HUT Perindo,” papar Agung dikutip dari Rakyat Merdeka, kemarin.

        Agung menilai, penyebab keretakan dua sahabat ini adalah pencapresan Anies Baswedan oleh Partai NasDem. Tanggapan Jokowi maupun mitra koalisinya kurang positif. Ini wajar saja karena Anies dianggap antitesa Jokowi dan efek sisa kekalahan Pilkada DKI Jakarta.

        Lantas apa imbas keretakan ini bagi NasDem? Kata Agung, secara institusional, kemungki­nan menteri-menteri NasDem akan kena reshuffle.

        Apalagi saat masa pra-kampanye hingga kampanye berlangsung. Kritik dan saran akan dilancarkan bertubi-tubi kepada pemerintah sebagai konsekuensi logis narasi perubahan yang dibawa Anies. “Tidak mungkin melempar nara­si kritis jika masih ada di dalam,” ucapnya.

        Kedua, Poros Perubahan Indonesia yang diinisiasi NasDem ber­sama PKS dan Partai Demokrat bakal semakin menguat. Namun, ada pula kemungkinan lobi tingkat tinggi membubarkan koalisi ini.

        “Sehingga jumlah pasangan capres-cawapres masih dinamis. Apalagi muncul tsunami politik atau keadaan luar biasa yang mengubah konstelasi baik di partai maupun capres-cawapre­snya,” katanya.

        Sebelumnya, Paloh tetap menganggap Jokowi sebagai sahabat. Dia tak mempersoalkan Jokowi tak memberi ucapan selamat. Paloh memaklumi kesibukan presiden yang sedang berada di Phnom Penh, Kamboja menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi atau KTT ASEAN.

        “Mudah-mudahan akan ada waktu berikan ucapan. Presiden Jokowi adalah presidennya Partai NasDem. Presiden Jokowi secara personal adalah seorang sahabat. Yang menerima segala kekurangan dan kelebihan sa­habat,” kata Paloh dalam HUT ke-11 NasDem, di Jakarta, Jumat (11/11).

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Ferry Hidayat

        Bagikan Artikel: