Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Eros Djarot Sebut Bukan Presiden Jokowi Tapi Ada Sosok Lain yang Menggerakkan Pemerintahan Indonesia, Inisialnya ‘Doi’

        Eros Djarot Sebut Bukan Presiden Jokowi Tapi Ada Sosok Lain yang Menggerakkan Pemerintahan Indonesia, Inisialnya ‘Doi’ Kredit Foto: Tangkapan layar YouTube Zulfan Lindan Unpacking Indonesia
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Eros Djarot yang merupakan politisi senior Indonesia mengomentari kekuasaan Presiden Jokowi bersama Zulfan Lindan, dalam tayangan Podcast yang disiarkan lewat Kanal Youtube Unpacking Indonesia.

        Ketika itu, Eros mengklaim bahwa yang berkuasa saat ini bukanlah Presiden Jokowi, tapi sosok lain yang dia sebut dengan istilah 'Doi'.

        Baca Juga: Mau Kembali ke Solo Usai Lengser Jadi Presiden, Said Abdullah ke Presiden Jokowi: Dia Layak Jadi Sekjen PBB!

        "Eros Djarot sangat baik-blakan dan gamblang cuman dia tidak sebutkan 'Doi' itu siapa," katanya dikutip dari youtube Refly Harun Official pada Selasa, (15/11/2022).

        Ahli hukum tata negara dan pengamat politik Indonesia, Refly Harun pun akhirnya mengungkap sosok 'Doi' yang disebut-sebut oleh Eros Djarot. 

        Baca Juga: Dianggap Terlalu Ikut Campur, Pengamat Ini Sebut Presiden Jokowi Mending Urus Saja Masalah Bangsa Sampai Kelar

        Akhirnya, alumni UGM ini mengatakan ‘Doi’ adalah akronim yang terdiri dari Duit, Orang atau Organisasi dan Institusi. 

        "Mungkin doi itu maksudnya Duit Organisasi atau Orang dan Institusi," tutur Refly sambil tertawa.

        Menurut perspektif pemuja Jokowi, lanjut Refly, Eros ini dianggap sebagai jenis orang yang sakit hati karena tidak mendapat jabatan, kadrun dan tidak pro Jokowi. Sehingga pembenci Jokowi akan selalu mengkritik apapun kebijakan pemerintahan.

        Baca Juga: Soal Presiden Jokowi yang Mau Pulang Kampung Usai Lengser 2024, Bambang Pacul: Pikiran Orang Bisa Berubah-ubah…

        "Padahal kita harus objektif apakah kritiknya benar-benar didasarkan fakta atau hanya karena ketidaksukaan kepada Jokowi saja," ungkapnya.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Sabrina Mulia Rhamadanty
        Editor: Sabrina Mulia Rhamadanty

        Bagikan Artikel: